Tugas Kemenpar Bagaimana Caranya Orang Mau Datang ke Indonesia kata Arief Yahya
Gairah Wonderful Indonesia untuk mencari posisi dalam peta pariwisata dunia rupanya terekam oleh United Nation World Tourism
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gairah Wonderful Indonesia untuk mencari posisi dalam peta pariwisata dunia rupanya terekam oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO).
Sekjen Lembaga PBB yang menangani pariwisata itu, Thalib Rifai menyempatkan diri berkunjung ke Paviliun Indonesia di World Travel Market (WTM) London 2015, menemui Menpar Arief Yahya. Ada misi apa?
Pertama, UN-WTO mencatat bahwa Indonesia semakin serius menggarap sector pariwisata menjadi back bone, tulang punggung dan urat nadi perekonomian nasional. Pariwisata ditempatkan sebagai prioritas utama di pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.
Aktivitas branding, advertising dan sales Wonderful Indonesia semakin terasa resonansi-nya di daratan Eropa, setelah jaringan TV CNN International, BBC, CNBC dan lainnya kerap menampilkan spot promosi.
Selama WTM London 2015, 2-5 November hingga Desember 2015, sekitar 190 taxi di ibu kota Britania Raya itu dibungkus logo Wonderful Indonesia, dengan 11 desain destinasi unggulan.
Ada tema culture Bali, heritage Borobudur, sport tourism Batam-Bintan, marine tourism Raja Ampat. Di arena ekspo sendiri ExCel London, logo, barcode dan foto bertema “Explore the World’s Best Views” Indonesia pun ditempel di berbagai lokasi strategis. “Come and Visit Our Booth AS-300.”
Promosi up line digarap. On line digeber. Out door pun dibungkus dengan message Wonderful Indonesia. Bahkan di Website WTM London http://www.wtmlondon.com/events/ pun, yang tergolong Premium Promotion tidak luput dari bidikan promosi.
Di media cetak, majalah yang beredar di lokasi pameran, artikel dan foto-foto yang bertema selalu tampil. Gerakan Branding Wonderful Indonesia betul-betul terasa.
Sayang, rencana konvoi 100 taxi berlogo Wonderful Indonesia keliling kota London dan putar-putar objek wisata di sana, tidak mendapatkan izin dari otoritas kota. Maklum, Kota London dengan 40 juta turis asing setiap tahunnya, --empat kalinya wisman yang datang ke Indonesia—sudah cukup crowded dan terkena virus macet setiap pagi dan sore.
Jika ide itu diizinkan, London benar-benar bisa dikuasai dengan aktivitas “below the line” nya Wonderful Indonesia, dan pasti dipotret oleh media-media di sana.
Aktivitas branding memang menjadi concern Kemenpar, karena hingga kini, nama Wonderful Indonesia itu sama sekali belum familiar di pasar Eropa.
Mereka lebih mengenal Singapore, Malaysia, Thailand, dan Bali. Di manakah posisi Indonesia?
“Itulah tugas Kemenpar yang sangat serius. Bagaimana cepat dikenal, cepat dilirik orang, cepat membuat penasaran, dan orang mencoba datang ke Indonesia,” ujar Menpar Arief Yahya.
WTM London merupakan event pameran B2B (trade) dan B2C (consumer) tahunan yang selalu diikuti Indonesia.
Size-nya, terbesar kedua di dunia, setelah ITB Berlin. Setiap tahun diikuti lebih dari 5.000 exhibitors, dari 186 negara, dihadiri oleh 9.000 senior buyers, diliput lebih dari 3.000 media.
Tahun 2014 lalu, WTM London menghasilkan transaksi sebesar 2,5 Juta Poundsterling dan 300.000 new business connections.
Kala itu, Kemenpar memfasilitasi 45 industri pariwisata (TO, hotel, DMO) dengan proyeksi transaksi sebesar USD 76.361.429 atau senilai Rp. 954 Miliar (kurs 1 USD = Rp. 12.500).
Tahun ini, Wonderful Indonesia tampil di booth nomor AS-300, seluas 299 meter persegi, dengan desain Kapal Phinisi, agar nyambung dengan ITB Berlin, bursa travel market terbesar di dunia, dan in line dengan tema besar Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Wisata bahari ditonjolkan, dengan dominasi warna putih dan strip biru. Paviliun Indonesia juga membawa tim Carnival dengan kostum khasnya, tari tradisi, alat musik Angklung dan Sape, demo pembuatannya, promo kopi, yang setiap hari panen pujian dari para pengunjung yang mencicipi teste kopi Indonesia itu.
Ada juga virtual video 4 menit di sudut kanan booth. Dibuat dengan kamera khusus, 10 lensa, dari berbagai dimensi, atas, bawah, kiri, kanan, depan, belakang, 360 derajad penuh.
Dari mengambil gambar via terjun payung, di darat, sampai ke bawah laut. Sensasi baru, teknik baru, menikmati suasana Indonesia secara virtual, gambar bergerak, video multidimensi, lengkap dengan suaranya.
Jumlah industri pariwisata yang ikut ada 52 kursi, terdiri dari 16 tour operator, 35 hotel, Garuda Indonesia, Pemda Tana Toraja dan Jawa Tengah. Sebelum WTM London ini, promosi Wonderful Indonesia juga dilakukan di Festival Discover Indonesia di Edinburgh, London, Glasgow dan Cardiff, 15 Agustus – 20 September 2015. Juga ada promosi di Inggris 15-17 Mei 2015.
Memang problem setelah awareness-nya naik, adalah connectivity. Direct flight menuju Indonesia dari negara-negara yang dikembangkan sebagai originasi pariwisata itu masih sangat rendah, 37 persen. Sementara China, Singapore, Thailand, Malaysia itu sudah di atas 70 persen.
Memang sejak September 2014, Garuda Indonesia sudah membuka penerbangan langsung dari Jakarta ke Bandara Gatwick London, transit Amsterdam, lima kali seminggu. Tapi, itu masih amat kurang, untuk pasar Inggris yang 60,8% ke Bali, 34,26 ke Jakarta dan 10% ke NTB.
Agresivitas dan keseriusan Indonesia mempromosikan destinasinya itulah, yang “tertangkap” UNWTO. Itulah salah satu alasan, mengapa Sekjen UN-WTO, Thalib Rifai mendatangi booth Wonderful Indonesia di lantai dua. Apa message-nya?
“Pertama, UN-WTO akan membantu Indonesia untuk sustainable tourism development. Sesuatu yang penting buat Indonesia memperbaiki lingkungan agar turismenya terus berkembang,” jelas Menpar Arief Yahya.
Diakui, soal sustainable development ini memang menjadi salah satu kelemahan pariwisata Indonesia. Tetapi belum lama Menpar Arief Yahya sudah menandatangani MoU dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk bersama-sama membangun wisata berbasis hutan dan lingkungan.
Karena itu adalah salah satu poin dalam penilaian daya saing atau competitiveness Indonesia di level dunia.
Kedua, lanjut dia, UN-WTO juga akan membantu mempromosikan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK), ke semua negara melalui medianya. UN-WTO punya banyak pengalaman, setelah negara meregulasi soal “borderless”, harus di-treatment dengan beberapa langkah lanjutan, agar informasi itu dipahami dan dimengerti secara global.
“Mereka komit untuk membantu kita, mensosialisasi program Bebas Visa Kunjungan itu,” kata Arief.
Bahkan, agar kedekatan Indonesia dengan UN-WTO semakin terasa dan bermanfaat, mereka menawarkan satu orang dari Kemenpar untuk ditugaskan untuk berkantor di Madrid, kantor pusat UN-WTO.
Sekaligus, sebagai bentuk partisipasi Indonesia di lembaga PBB itu.
“Saya setuju!” jawab Menpar Arief Yahya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.