AM Putut Prabantoro: Saya dari Indonesia
AM Putut Prabantoro, peserta Konferensi Nostra Aetate, terpilih duduk di barisan VVIP dalam lingkaran podium Paus Fransiskus.
Editor: Y Gustaman
Dari tanggal 24 -31 Oktober 2015, Hermawi Franziskus Taslim - Ketua Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (FORKOMA PMKRI) dan AM Putut Prabantoro – Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) mengunjungi Italia.
Kunjungan itu terutamanya untuk menghadiri Konferensi Internasional di Universitas Gregoriana, Roma, Italia dalam perayaan peringatan 50 Tahun diluncurkannya dokumen Nostra Aetate oleh mendiang Paus Paulus VI.
Nostra Aetate (Jaman Kita) adalah dokumen independen Konsili Vatikan II yang menjelaskan keterbukaan Gereja Katolik dalam hubungannya dengan Agama NonKristiani. Inilah beberapa catatan kunjungan mereka.
Rabu, 28 Oktober 2015, Roma hujan deras.
Di seputaran Lapangan Basilica St Petrus, para penjual payung bergegas memanfaatkan kondisi hujan untuk meraup uang sebanyak-banyaknya. Berbagai macam payung dengan harga bervariasi ditawarkan penjual.
Suka atau tidak, payung dibutuhkan pada saat itu jika tubuh tidak ingin basah kuyub. Di Italia tidak ada pawang, sehingga hujan tetap dibiarkan turun di mana saja ia mau turun.
Namun, hujan, dingin, basah dan antre tidak dapat menghentikan ratusan ribu peziarah yang telah menyemut di Lapangan Basilica St Petrus.
Peserta konferensi Nostra Aetate adalah bagian dari peserta audiensi yang ikut antrian panjang.
“Bersyukurlah, Mas Hermawi Taslim membeli dengan harga sangat murah, 5 euro atau Rp 75 ribu untuk dua payung. Meski kecil payungnya, yang paling penting adalah kami tidak kebasahan dalam antrian dan bisa antri dengan tidak resah karena hujan,” ujar Putut Prabantoro.
Kelompok dari peserta konferensi internasional Nostra Aetate mendapat tempat di sebelah kiri podium besar Paus Fransiskus Asisi.
Peserta Nostra Aetate berasal dari perwakilan berbagai agama termasuk Islam Sunni, Islam Syiah, berbagai aliran Hindu, Yahudi, agama kepercayaan asli Afrika dan para tokoh pluralisme dunia.
Sementara itu, ratusan ribu peziarah berada di tempat masing-masing di lapangan Basilica St. Petrus atau sekitar seratus meter dari podium Paus Fransiskus.
Salah satu peserta Nostra Aetate dalam audiensi yang mendapatkan 'berkah besar' adalah AM Putut Prabantoro yang terpilih duduk di barisan VVIP dalam lingkaran podium Paus Fransiskus.
Berkah besar karena mendapat kesempatan bersalaman serta berfoto dengan Paus Fransiskus. Pegiat pluralisme dan nasionalisme itu melukiskan momentum itu sebagai keajaiban yang terjadi dalam hidupnya.