Mengenal Sejarah Aceh di Rumah Cut Nyak Dhien
Rumah Cut Nyak Dhien dibangun kembali tahun 1987 dengan memajang manuskrip dari Museum Negeri Belanda.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH – Sebagai ‘daerah modal’ republik ini, Aceh mempunyai sederet pahlawan nasional.
Semangat juang anak bangsa terlihat dari dahsyatnya perang yang berkecamuk.
Bukan peralatan perang atau sejenisnya, tapi karena nyala nasionalisme yang tak pernah padam.
Peninggalan rencong. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)
Lebih dari itu bagi rakyat Aceh, perang melawan Belanda merupakan perang membela agama.
Itulah yang membuat perang berkobar sehingga daerah di ujung barat Indonesia ini menjadi satu-satunya yang tak bisa ditaklukkan penjajah.
Sosok Cut Nyak Dhien
Agresi militer Belanda telah memantik nyala nasionalisme dan mengobarkan semangat jihad pribumi.
Inilah yang menyebabkan banyak pejuang lahir dari Tanah Rencong.
Salah satunya adalah Cut Nyak Dhien.
Istri dari seorang pahlawan nasional, Teuku Umar.
Seorang wanita Aceh yang dikenal tangguh dan menjadi pemimpin pasukan perang.
Teuku Umar merupakan suami kedua dari Cut Nyak Dhien.
Suasana di dalam rumah. (Serambi Indonesia/Nurul)
Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai seorang keturunan bernama Cut Gambang.