Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Berkunjung ke Museum Sri Sultan HB IX: Raja Yogya Itu Ternyata Hobi Memasak dan Fotografi

Beberapa peralatan masak, bumbu-bumbu dapur juga menceritakan sisi lain HB IX yang juga gemar memasak.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Berkunjung ke Museum Sri Sultan HB IX: Raja Yogya Itu Ternyata Hobi Memasak dan Fotografi
Tribun Jogja/Hamim Thohari
Museum Sri Sultan HB IX. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Raja yang satu ini dikenal sebagai salah satu tokoh besar yang dimiliki Indonesia.

Tidak hanya dikenal sebagai penguasa dan Sultan di Kasultanan Yogyakarta, jasanya besar dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Dialah Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang setelah proklamasi kemerdekaan RI dikumandangkan dengan kebesaran hati menyatakan bahwa Kasultanan Yogyakarta merupakan bagian dari Republik Indonesia.

MEJA
Meja kerja Sultan HB IX. (Tribun Jogja/Hamim)

Sultan pulalah yang mengundang Presiden untuk memimpin Indonesia dari Yogyakarta setelah Jakarta dikuasai Belanda dalam Agresi Militer Belanda I.

Selama masa Agresi Militer II Belanda Sri Sultan Hamengku Buwono IX menggunakan dana pribadinya (dari istana Yogyakarta) untuk membayar gaji pegawai republik yang tidak mendapat gaji.

Banyak pihak yang juga meyakini bahwa dia lah yang menjadi inisiator Serangan Umum 1 Maret 1949.

Berita Rekomendasi

Sejak 1946 ia pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno.

Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 ia diangkat sebagai wakil presiden.

Untuk mengenang jasa dan perjalanan hidup Sang Sultan, di komplek Keraton Yogyakarta terdapat sebuah museum dengan nama Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Lukisan
Lukisan Sri Sultan HB IX. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Di museum yang diresmikan pada 28 November 1992 tersebut pengunjung bisa menyaksikan barang-barang Sultan HB IX dari masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga saat meninggalnya.

Benda-benda tersebut dipilih, dan dipamerkan secara berkelompok dengan urutan tertentu, ditambah keterangan-keterangan pada setiap barang sehingga membentuk suatu cerita perjalanan hidupnya.

Museum terbagi menjadi tiga bangunan.

Bangunan utama berasitektur Jawa dengan dinding kaca yang mengelilinginya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas