RM Pak Abbas di Pekanbaru, Sajikan Asam Pedas Baung dan Ayam Goreng Kampung Khas Kampar
Ayam goreng di sini memiliki cita rasa yang berbeda dari ayam goreng lainnya. Alasannya?
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Vina Dwinita
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Makanan khas Kampar kaya akan keberagaman ikan-ikan sungainya.
Ada ikan patin, ikan baung, ikan gurami dan berbagai ikan lainnya.
Ikan-ikan tersebut diolah dalam keadaan fresh maupun dijadikan ikan salai.
Ayam goreng kampung Pak Abbas. (Tribun Pekanbaru/Vini)
Kedua-dua jenis ikan ini pada akhirnya tetap memiliki citarasa yang khas dan berbeda-beda kenikmatannya.
Masakan khas Kampar yang terkenal antara lain ada asam pedas patin, asam pedas baung.
Sama-sama memiliki tekstur yang lembut.
Hanya saja patin lebih banyak lemaknya dan baung lebih tebal dagingnya.
Asam pedas ikan ini sudah tidak asing lagi barangkali di telinga kita.
Bahkan ibu-ibu di rumah sudah sering menyajikannya untuk santapan keluarga.
Namun, jika anda ingin membelinya yang sudah jadi Pondok Ayam Goreng dan Asam Pedas Baung Pak Abbas bisa jadi salah satu pilihan anda.
Aneka menu khas Kampar. (Tribun Pekanbaru/Vini)
Ada tiga cabang rumah makan ini, anda tinggal pilih yang berdekatan dengan lokasi anda saja.
Yaitu di Kualu, Jalan SM Amin, dan di Jalan Mustika (dekat RSUD Arifin Ahmad) Pekanbaru.
Sesuai dengan namanya Ayam goreng dan asam pedas baung, tentu saja kedua menu tersebut menjadi menu andalan rumah makan melayu kampar ini.
Asam pedas baung misalnya makanan ini menjadi makanan yang populer hingga sampai ke luar Riau.
Bahkan ada yang menjadikannya oleh-oleh.
Dikatakan Pemilik Pondok Ayam Goreng dan Asam Pedas Baung Pak Abbas, Zamzami kepada Tribun belum lama ini mengatakan Kampar kaya akan keanekaragaman ikan-ikan sungainya.
Salah satu pengolahan ikan sungai ini yang sering dibuat adalah asam pedas.
Dari namanya asam pedas berarti ada unsur asam dan pedasnya.
Nah, untuk membuatnya dikatakan Asnimar cukup mudah.
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain cabe merah, bawang merah, bawang putih, jahe, dan kunyit sedikit.
“Dan yang paling penting menggunakan asam jawa, asam kandis dan asam gelugur,” ujar Zamzami.
Untuk pengolahannya, lanjut Zamzami bumbu digiling halus.
Kemudian air dimasak mulai mendidih masukkan bumbu yang sudah dihaluskan.
Lalu masukkan asam tadi dan daun kunyit serta serai.
“Kalau di sini buat asam pedasnya bumbunya tidak ditumis. Tetapi dimasukkan bersama airnya,” kata Zamzami.
Asam pedas baungnya yang juga memiliki rasa khas. Kuahnya terasa pas bumbunya.
Begitu juga dengan ikannya, yang segar dan enak, tidak amis dan pas tingkat kematangannya.
Apa yang membuat rasanya begitu khas dan alami?
Ternyata menu-menu di sini menggunakan bumbu-bumbu alami atau tradisional.
Sesuai dengan mottonya "Murni Bumbu Alami". Menu disini bebas dari bahan kimiawi.
"Kita murni menggunakan bumbu-bumbu alami, tanpa penyedap rasa. Untuk memberikan rasa enaknya, kita menyempurnakan takaran bumbu-bumbu tersebut. Karena rasa enak makanan tanpa penyedap rasa lebih segar. Sehingga bisa dikonsumsi siapa saja," katanya.
Selain asam pedas baung, ayam goreng di sini berbeda dari rumah makan lain menggunakan ayam beras, rumah makan ini, menggunakan bahan baku ayam kampung.
"Kita hanya menggunakan ayam kampung. Karena rasanya lebih enak. Tanpa bahan kimia dan lebih sehat," kata Zamzami.
Ada dua varian menu ayam goreng dan ayam gulai. Namun, yang paling banyak dipesan ayam goreng.
"Bahkan ada juga pelanggan yang minta ayam gulai digoreng lagi," sebutnya.
Ya, memang ayam goreng di sini memiliki citra rasa yang berbeda dari ayam goreng lainnya.
Rasa daging ayam yang lembut, pas matangnya, bumbu terasa meresap sampai ke daging-dagingnya. (*)