Menikmati Suasana Pok Tunggal, Pantai Cantik di Gunungkidul yang Diapit Tebing Karang
Pok Tunggal salah satu pantai berpasir putih di wilayah Gunungkidul yang sejak tiga tahun terakhir ini semakin ramai dikunjungi wisatawan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - "Dulu sini sepi mas, hanya ada penduduk sekitar sini yang mengambil air dan rumput laut".
Begitulah ugkap Satemi warga Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul menggambarkan kondisi pantai Pok Tunggal sekitar empat tahun yang lalu.
Pok Tunggal adalah salah satu pantai berpasir putih di wilayah Gunungkidul yang sejak tiga tahun terakhir ini semakin ramai dikunjungi wisatawan.
Meskipun di Gunungkidul terdapat belasan pantai, namun pantai-pantai tersebut memiliki keunikan masing-masing, tak terkecuali Pok Tunggal.
![pok pantai](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pantai-pok-tunggal_20151119_193845.jpg)
Wisatawan bermain di Pantai Pok Tunggal. (Tribun Jogja/Hamim)
Pantai ini tersembunyi di balik jajaran bukit kapur.
Untuk menuju lokasinya diperlukan perjalanan dua kilometer dari jalan raya membelah perbukitan kapur dengan kondisi jalan cukup sempit, berkelok-kelok, dan agak terjal.
Lepas dari jalan yang cukup menantang tersebut pemandangan pantai berpasir putih, serta air laut kebiruan yang jernih akan memanjakan mata anda.
Pok Tunggal memilik garis pantai yang cukup panjang.
Saat ini banyak masyarakat sekitar yang menyewakan payung pantai beserta alasnya kepada wisatawan untuk menikmati keindahan pantai Pok Tunggal.
Pok Tunggal memiliki pantai yang landai sehingga cukup aman bagi wisatawan bermain air disini.
![pok pantai](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pantai-pok-tunggal_20151119_194208.jpg)
Deretan warung di Pantai Pok Tunggal. (Tribun Jogja/Hamim)
Hal lain yang membuat unik pantai ini adalah keberdaan mata air yang sepanjang tahun tidak pernah kering, meskipun wilayah Gunungkidul dikenal sebagai daerah yang rawan kekeringan.
Mata air tawar tersebut berasal dari aliran sungai bawah tanah khas daerah karst.
"Sejak dulu mata air tersebut telah dimanfaatkan masyarakat sekitar Tepus. Meskipun musim kemarau mata air ini tidak pernah kering," ujar Satemi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.