Ini Kerajinan Khas Kabupaten HSU, Kalsel: Ada Jambih, Tas Ransel Khas Dayak hingga Ayunan Bayi
Kerajinan-kerajinan tangan yang dijual berbahan rotan dan bambu. Jenisnya berupa tatakan panci, kipas, hingga butah (tas ransel khas Dayak).
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Yayu Fathilal
TRIBUNNEWS.COM, KANDANGAN - Di Kota Kandangan tak hanya dijual berbagai benda kerajinan lokal kabupaten tersebut, namun juga ada dari kabupaten tetangganya, yaitu Hulu Sungai Utara (HSU).
Kerajinan-kerajinan tangan yang dijual berbahan rotan dan bambu.
Butah, tas ransel khas Dayak. (Banjarmasin Post/Yayu Fathilal)
Jenisnya berupa tatakan panci, kipas, butah (tas ransel khas Dayak), jambih (tempat mengurung ikan), bakul, kursi, meja hingga ayunan bayi.
Barang-barang ini dijual dengan berbagai harga yang bervariasi.
Mulai dari ribuan rupiah hingga ratusan ribu rupiah semuanya ada.
Kerajinan tangan ini dijual di tepi jalan saja, yaitu di Jalan Pemuda di samping Hotel Wisma Duta RT 16 Kelurahan Kandangan Kota, Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Di sekitar situ banyak ditemui rumah makan, sedangkan tempat penjualan cinderamata ini hanya satu.
Penjualnya, Muhammad Rusdi mengatakan dia berjualan di situ tiap hari dari pukul 08.00 Wita hingga 12.00 Wita.
Pembeli tengah melihat berbagai kerajinan yang dijajakan. (Banjarmasin Post/Yayu)
Kerajinan tangan yang dijualnya ada juga yang diolah oleh orang-orang Dayak yang bermukim di Kabupaten HSU.
"Misalnya butah ini, produksi orang Dayak Batu Tangga yang berdiam di HSU. Fungsinya seperti tas ransel, bisa untuk membawa barang apa saja. Bisa juga untuk menggendong anak," jelasnya.
Ada lagi Jambih yang berfungsi sebagai kurungan ikan di air agar ikannya tak bisa berenang ke tempat lain.
"Setelah itu ikannya diambil, ditaruh di Ladung sebelum dimasak. Ladung ini berbahan bambu dan bilah hanau atau enau. Harganya antara Rp 70.000 hingga Rp 130.000 sebuahnya," ujarnya.
Selain itu, ada lagi alat untuk melubangi sawah saat hendak menanam benih padi.
"Namanya asak, tetapi orang Kandangan ada juga yang menyebutnya tatujah. Bahannya dari ulin," terangnya.
Topi purun juga tampak ada beberapa buah dipajangnya.
Topi berbahan batang tumbuhan purun ini memang banyak ditemui di HSU.
Sebuahnya dijual antara Rp 5.000 hingga Rp 10.000.
"Kalau bakul itu dari purun juga, harganya Rp 7.000," paparnya.
Tempatnya menjual dagangannya cukup ramai dikunjungi pembeli.
Ada yang sekadar melihat-lihat hingga menawar-nawar.
Ada juga yang kemudian membelinya.
Di antaranya adalah Eka yang tampak asyik tawar menawar dengan Muhammad Rusdi.
Dia ternyata hendak membeli beberapa buah bakul purun.
"Untuk suvenir buat tamu dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Hulu Sungai Selatan," ujarnya singkat.
Lapak milik Muhammad Rusdi ini sering ada tiap hari di lokasi itu.
Lokasinya sangat mudah dicari, di pusat Kota dekat dengan perkantoran pemerintah di kota tersebut.
Apalagi, Hotel Wisma Duta merupakan hotel yang terkenal di kota tersebut sehingga lokasinya berjualan sangat mudah dicari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.