Lentog, Lontong Disajikan Bersama Sayur Nangka, Lodeh Tempe dan Ayam, Khas Kudus
Inilah Lentog, kuliner khas kota Kudus, disajikan bersama sayur nangka, potongan daging ayam dan lodeh tempe. Sedap!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rika Irawati
TRIBUNNEWS.COM - Kudus tak hanya dikenal sebagai Kota Santri. Kota di timur Kabupaten Demak ini juga menarik dikunjungi lantaran memiliki beragam kuliner yang patut dicoba.
Satu di antaranya Lentog. Lentog merupakan lontong yang disajikan bersama sayur nangka dan lodeh tempe atau tahu, juga potongan daging ayam.
Lentog khas Kudus (Tribun Jateng/ Daniel Ari Purnomo)
Biasanya, menu ini menjadi menu sarapan warga Kudus. Tak heran, sejak pukul 05.30 WIB, banyak lapak Lentog berdiri di pinggir jalan. Namun, saat jarum jam menunjukkan pukul 10.00 WIB, pedagang segera mengemasi makanan yang dijual.
Jika tak mau repot mencari Lentog, datang saja ke pusat Lentog di Kompleks Tanjung Karang, Kudus. Di tempat ini, berdiri sekitar 20 kios Lentog yang menyuguhkan masakan bercitarasa gurih segar itu.
Tak heran, pedagang memberi nama mereka Lentog Tanjung yang berarti Lentog yang dijual penjual dari Tanjung.
"Kami sudah turun temurun berjualan di sini. Awalnya hanya lapak kaki lima, sekarang, Pemkab sudah memfasilitasi dan membuatkan warung bagi pedagang," terang Saekan, pedagang Lentong di Kompleks Tanjung Karang, Kudus.
Pemilik Warung Lentog Bu Saekan ini secara cekatan akan mengambil piring dan mengalasi menggunakan daun pisang yang telah dibentuk bulat sesuai ukuran piring, saat ada pembeli Lentog.
Selanjutnya, dia memasukkan beberapa potong lontong ke dalam piring beralas daun pisang, mengguyurnya dengan sayur nangka dan lodeh tempe atau tahu.
Sentuhan terakhir, Saekan menaburkan bawang goreng sebelum akhirnya menyerahkan seporsi Lentog ke pembeli.
Ada dua jenis kuah Lentog. Banyak pedagang yang menyajikan Lentog berkuah putih keruh namun yang lain menyuguhkan Lentog berkuah warna sedikit kemerahan.
Lentog khas Kudus sedang diracik sang penjual.
Warna merah dihasilkan dari sambal cair yang diguyurkan di atas Lentog untuk pembeli yang menginginkan rasa pedas.
Namun, pedagang biasanya menyuguhkan cabai rebus secara terpisah, sehingga pembeli yang tidak suka pedas tak perlu terlalu risau.
"Rasanya mantap, enak. Porsinya juga pas untuk sarapan cewek," ucap Jessy Andra, pembeli Lentog asal Semarang.
Seporsi Lentog di Warung Bu Saekan dijual cukup murah, hanya Rp 4.500. Jika ingin menambah lauk, tersedia satai telur puyuh dan satai jeroan, bakwan, juga kerupuk. (*)