Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Singgah di Benteng Moraya, Pusat Perlawanan Orang Tondano Melawan Penjajah

Awal Agustus 1809 pertahanan utama orang Tondano berhasil dikepung dari arah daratan maupun dari arah danau.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Singgah di Benteng Moraya, Pusat Perlawanan Orang Tondano Melawan Penjajah
Tribun Manado/Finneke T Wolajan
Benteng Moraya. 

Desa purba Minawanua

Pada Selasa 8 September 2015 lalu, waruga, kayu raksasa dan pecahan-pecahan keramim ditemukan di lokasi Benteng Moraya Tondano.

Benda itu disinyalir merupakan peninggalan kehidupan warga Minahasa tempo dulu.

Berlokasi pinggir danau Tondano, kawasan seluas tiga hektar ini adalah Desa Minawanua, yang merupakan pemukiman tua warga Minahasa tempo dulu.

"Kehidupan di Minawanua ini sudah ada jauh sebelum perang Tondano yang pecah pada tahun 1801. Dari catatan yang ada, warga desa yang dinamakan Minawanua yang bermukim di kawasan ini, hidup di sekitar abad 11 ataupun 12," ujar Fendy Parengkuan, sejarawan dan budayawan Sulawesi Utara.

Dikatakannya, kehidupan warga beratus-ratus bahkan beribu-ribu tahun lalu di Minawanua tersebut telah menyebabkan banyak waruga berada di situ.

"Warga Minahasa tinggal di situ, berganti dari generasi ke generasi. Sehingga sudah banyak waruga di Minawanua ini," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Selain waruga, kayu-kayu raksasa yang ditemukan juga merupakan alat-alat milik warga Minahasa tempo dulu yang semuanya adalah petani.

"Kayu-kayu itu adalah alat milik warga yang digunakan untuk hasil mengolah hasil-hasil pertanian mereka. Pun digunakan untuk aktivitas warga Minawanua lainnya," terangnya.

Kata Parengkuan, sejarah menyebut ada kesepakatan antara warga Tondano dan Belanda waktu itu untuk melakukan barter sumber daya yang ada.

Belanda memberi barang-barang seperti pecah belah dan lainnya, sementara orang Tondano menukarnya dengan beras dan padi.

"Banyak barang-barang yang ada di Minawanua ini. Jika digali lagi, masih banyak yang akan ditemukan. Baik waruga maupun barang-barang antik, yang dibawa tentara Belanda kala itu," ucapnya.

Tertimbunnya waruga serta barang-barang antik itu, kata dia, karena naiknya air Danau Tondano di kawasan itu.

Dulunya, di situ adalah daratan yang indah dan nyaman untuk warga Tondano bermukim.

"Air danau semakin naik, sehingga waruga maupun barang-barang warga tenggelam. Banyak sekali sebenarnya kalau kawasan Minawanua ini dibongkar. Karena ini memang merupakan daerah pemukiman warga," ujar Parengkuan.

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas