Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sama Uniknya Dengan Aborigin di Australia, Suku Baduy di Lebak Potensial Mendunia

Sama uniknya dengan kehidupan Suku Aborigin di Australia, keterasingan Suku Baduy di Kabupaten Lebak Banten bisa dikemas jadi wisata dunia.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Sama Uniknya Dengan Aborigin di Australia, Suku Baduy di Lebak Potensial Mendunia
Foto-foto: Tribunnews.com/Taufik Ismail
Warga Baduy mengantarkan kotak suara ke TPS 2 di Kampung Marengo Baduy, Lebak, Banten, Selasa (8/7/2014). (Taufik Ismail/Tribunnews.com) 

Kunjungan wisatawan domestik 2015 kemungkinan bertambah hingga mencapai 6.849 orang, sedangkan tahun sebelumnya hanya 5.380 orang.


Deretan bangunan lumbung padi (leuit) milik warga Baduy, Kabupaten Lebak, Banten. Warga Baduy menyimpan gabah hasil panen padi huma di dalam lumbung untuk persediaan karena mereka menabukan jual-beli beras atau gabah.

Sedangkan, wisatawan mancanegara tercatat 158 orang berasal dari Belanda, Inggris, dan Swiss.

Sebagian besar wisman itu, katanya, untuk kepentingan konservasi maupun mempelajari budaya setempat.

Para pengunjung kawasan permukiman Baduy tidak dibebani retribusi oleh pemerintah daerah.

"Kami memberikan kemudahan bagi wisatawan yang berkunjung ke Baduy dengan tidak tidak memungut biaya," katanya.

Emuy Mulyanah, seorang Anggota DPRD Kabupaten Lebak mengatakan potensi objek wisata Baduy memiliki nilai jual hingga mendunia karena cukup menarik untuk dijadikan bahan penelitian.

Sebab, katanya, masyarakat Baduy masuk kategori suku terasing yang ada di Tanah Air.

Berita Rekomendasi

Masyarakat Baduy bersahabat dengan alam, sehingga kawasan Baduy tidak ada penerangan listrik, elektronika, maupun jalan beraspal.

Namun, pihaknya prihatin kekayaan potensi wisata adat itu tidak didukung infrastuktur dan sarana lainnya yang memadai.

Saat ini, di kawasan wisata Baduy tidak terdapat hotel, wisma, pasar, dan pasokan air bersih.

Dengan demikian, ujar dia, hingga kini objek wisata adat Baduy relatif kecil dikunjungi wisatawan mancanegara.

"Kami yakin objek wisata itu bisa mendatangkan wisatawan mancanegara," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Sekretaris Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Sarpin mengatakan selama ini rombongan pengunjung objek wisata Baduy kebanyakan dari perguruan tinggi, sekolah, peneliti, lembaga, instansi swasta, dan pemerintah, sedangkan dari kalangan keluarga relatif kecil.

"Kami yakin ke depan kunjungan wisata adat Baduy meningkat, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal," kata Sarpin.

Sumber: Antara
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas