Desa Wisata Pandansari, Batang: Lokasi Uji Nyali Sekaligus Wisata Alam dengan Panorama Indah
Tak sekadar mengenal lingkungan alam, di sini Anda juga bisa menjajal wahana pemacu adrenalin berupa tubing.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNNEWS.COM, BATANG - Bingung berlibur di musim hujan seperti sekarang?
Datang saja ke Desa Wisata Pandansari, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Tak sekadar mengenal lingkungan alam tetapi Anda bisa menjajal wahana pemacu adrenalin berupa tubing.
Tubing trip menyusuri Sungai Kupang sepanjang empat kilometer ini menjadi wahana paling populer di tempat ini.
Menikmati opak sambal. (Tribun Jateng/Raka F Pujangga)
"Wahana ini kami buka setiap musim hujan tiba. Kalau musim kemarau, kami tutup karena debit air sungai berkurang. Biasanya, ditutup selama tiga bulan," ungkap Imanudin, anggota Kelompok Pecinta Alam Enak Tentrem Ora Mendem (Kopal Etom) yang mengelola wisata di Desa Wisata Pandansari ini.
Tubing yang tersedia bersifat kelompok.
Tersedia 10 ban dalam bagi setiap kelompok yang ingin menjajal wahana ini.
Untuk keamanan, masing-masing peserta harus memakai helem pelindung dan pelampung.
Selanjutnya, tubuh peserta yang duduk di atas ban diikat di setiap ban yang ditata memanjang ke belakang.
Peserta kedua akan mengapit tubuh peserta pertama atau didepannya, begitu pula urutan selanjutnya.
"Anggota di depan lah yang bertugas sebagai navigator. Jika ada bebatuan, dia harus mengingatkan peserta lain. Termasuk, jeram yang cukup deras atau saat aliran sungai menurun," jelas Imanudin.
Di sepanjang jalur tubing, Anda akan disuguhi pemandangan hijau dari persawahan di pinggir sungai dan perbukitan.
Ruang informasi Kopal Etom. (Tribun Jateng/Raka F Pujangga)
Bahkan, ada air terjun setinggi satu meter di jalur tubing yang menambah keseruan.
Butuh waktu sekitar satu jam untuk mengarungi derasnya arus Sungai Kupang ini.
"Biayanya Rp 45 ribu per orang. Selain peralatan tubing, peserta juga mendapat makan khas Batang. Kalau ingin dokumentasi, ada tambahan biaya Rp 20 ribu," imbuhnya.
Makanan khas yang dimaksud di antaranya opak.
Camilan ini berupa kerupuk berbahan baku singkong.
Biasanya, dinikmati bersama sambal kacang namun memiliki rasa mirip sambal rujak.
Meski begitu, sambal ini tak didominasi rasa pedas melainkan gurih manis.
Tak sekadar camilan di lokasi kegiatan, Anda juga bisa membawa opak ini sebagai oleh-oleh.
Harga opak di desa ini cukup murah, Rp 5.000 per 100 keping opak.
Pengunjung asal Bantul, Isnawati (28), mengaku senang berwisata di Desa Wisata Pandansari.
Bahkan, dia berencana datang lagi ke desa wisata ini untuk menjajal wahana lain yang tersedia.
"Ingin datang lagi, katanya ada wahana edukatif menangkap ikan dan menanam padi. Pasti seru bisa menangkap ikan," ujar wanita yang akrab disapa Nana ini.
Sejak 2013, Kopal Etom yang berisikan anak-anak muda Desa Wisata Pandansari lah yang menyediakan beragam pengalaman wisata tersebut.
Selain trip tubing, menangkap ikan dan menanam padi, mereka juga menyediakan paket wisata outbond, camping dan tracking.
Kegiatan tersebut dibuat dalam paket per kelompok. Biayanya, mulai dari Rp 40 ribu hingga Rp 150 ribu per orang.
"Rencananya, kami juga akan membuka permainan baru berupa rafting di Sungai Kecapi. Saat ini, kami tengah mempersiapkan," ujar Aminudin, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pandansari.
Desa Wisata Pandansari berjarak sekitar 30 menit dari Kota Pekalongan atau pusat Kabupaten Batang. (*)