Sop Buntut Ma’emun: Sop Buntut Langganan Istana yang Legendaris di Bogor
Warung tersebut pernah kedatangan orang yang memesan sop buntut untuk disuguhkan kepada presiden.
Editor: Malvyandie Haryadi
Misalnya, di Warung Sop Buntut Ma’emun yang dikelola Nunung, rasa kuah sopnya cenderung lebih gurih dan sedikit kental dengan daging yang empuk.
Sementara, jika ingin menikmati sop buntut dengan cita rasa yang lebin ringan, bisa mengunjungi Warung Sop Buntut Ma’emun (Ibu Imas) di Jalan Bangbarung Raya.
”Kalau untuk resep, semua sama saja. Tinggal bagaimana masing-masing memasaknya,” kata Nuni, anak Nunung yang turut mengelola warung.
Menurut Nuni, setiap anggota keluarga Ma’emun diperbolehkan membuka warung dengan menggunakan resep sop buntut dan nama Ma’emun.
Namun, prosesnya harus melalui persetujuan dan rembuk keluarga.
Nuni sendiri mengaku belum berani ikut memasak. Ia lebih banyak mengurusi kasir dan keuangan.
”Yang masak ibu. Saya tahu resep dan konsistensi rasanya, tetapi belum berani turun ke dapur. Paling bantu-bantu mengikat daging,” kata Nuni seraya menyebutkan resep sop buntut yang berisi bawang putih, bawang merah, lada, dan daun bawang.
Demikian pula dengan sepupu Nuni, Ira Harinisa (32) yang lebih banyak mengurusi kasir di warung.
Sang ibu, Imas, yang memasak sop buntut.
”Kalau tamu lagi ramai, tenaga kerja kewalahan, saya ikut turun melayani tamu,” kata Ira.
Keempat warung ini paling ramai pada jam makan siang selain pada saat sarapan.
Warung akan tutup ketika persediaan buntut yang dimasak habis.
Biasanya tidak lama setelah waktu makan siang.
Bahkan, di akhir pekan, menurut Ira, sop buntutnya bisa habis hanya dalam 1-2 jam saja.