Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teluk Kelabat di Bangka Belitung dan Legenda Naga Penjaga Bernama Puako

Ada legenda Teluk Kelabat ini dijaga naga yang disebut Puako. Naga ini muncul pada saat-saat tertentu. Ini legenda yang diceritakan orangtua.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Teluk Kelabat di Bangka Belitung dan Legenda Naga Penjaga Bernama Puako
Bangka Pos/Iwan Satriawan
Teluk Klabat. 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Bagi masyarakat Pulau Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, nama Teluk Kelabat tentu tidak asing lagi.

Teluk yang dijuluki Gubernur Jenderal Ingris Sir Stanford Rafles dengan julukan Port of Welington ini menjadi habitat hewan khas Bangka yaitu siput Gonggong.

teluk
Teluk Kelabat. (Bangka Pos/Iwan S)

Selain itu, tempat ini juga terkenal dengan keindahan objek wisata pantainya seperti Tanjung Putat, Batu Di‎nding, Romodong hingga kawasan Tanjung Penyusuk dengan Pulau Putrinya.

Teluk ini sendiri secara administratif merupakan wilayah dua kabupaten di Pulau Bangka yaitu Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Barat.

‎Ada sejumlah pulau-pulau kecil di dalamnya yang belum terekploitasi atau masih perawan.

Sebut saja Pulau Mengkubung di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka dan kawasan Pusuk di Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat

Berita Rekomendasi

Di samping potensi wisata alam yang dimilikinya, masyarakat yang berdiam di kawasan Teluk Kelabat terutama Kecamatan Belinyu secara turun temurun mengenal adanya legenda Puako atau naga penjaga Teluk Kelabat.

Naga ini dipercaya muncul pada saat-saat tertentu.

"Ada legenda Teluk Kelabat ini dijaga naga yang disebut Puako. Naga ini muncul pada saat-saat tertentu. Ini legenda yang diceritakan orang tua kita turun temurun," ungkap anggota DPRD Bangka Dapil Belinyu-Riausilip Herman CH.

Pria yang punya hobi memancing ini mengungkapkan, di dalam kawasan Teluk Kelabat masyarakat pesisir setempat juga masih berpegang teguh terhadap pantangan-pantangan yang harus dihindari jika melaut didalam teluk tersebut.

"Misalnya jangan ngomong sembarangan, bertengkar, bawa telur. Ini adalah kearifan lokal turun temurun untuk jaga kelestarian kawasan itu," ujar Herman.

Ia sendiri pernah mengalami pengalaman mistis terkait pantangan untuk tidak berbicara sembarangan saat memancing di Teluk Kelabat.

Saat itu ia bersama ayah dan abangnya sedang memancing di wilayah Pulau Nanas dan kebetulan hasil tangkapannya lumayan banyak.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas