Bakso Titoti, Awalnya Ikut Juragan Bakso, Terus Dagang Keliling Dengan Dipikul, Sekarang Big Boss!
Bakso Titoti sukses dengan belasan cabang di berbagai kota. Awalnya, sang pemilik pegawai, jualan sendiri dengan dipikul, sekarang big boss!
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI - Wonogiri, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah selama ini dikenal luas karena makanan bakso dan mie ayamnya.
Banyak warga dari Wonogiri yang merantau keluar daerahnya untuk berjualan kedua makanan tersebut.
Dari sekian banyak bakso Wonogiri yang ada, terdapat beberapa bakso yang cukup terkenal dan melegenda, dan salah satunya adalah Bakso Titoti.
Slamet Triyanto, pemilik brand bakso Titoti.
Usaha bakso milik Slamet Triyanto ini terkenal akan kualitas rasanya, sehingga bakso Titoti banyak memiliki cabang.
"Di Jakarta bakso Titoti memiliki sembilan cabang, di Solo ada dua, di Sragen ada satu, dan di Wonogiri sendiri ada dua," ujar Slamet Triyanto saat di temui di rumah makannya yang berada di jalan Raya Ngadirojo km.6, Desa Brubuh, Kecamatan Ngadirojo, Kabupeten Wonogiri.
Kesuksesan tersebut tidaklah didapat dengan mudah oleh Slamet, perlu kerja keras untuk mencapainya.
Diceritakannya, ayah lima orang anak ini pertama kali berjualan bakso pada tahun 1971.
Saat itu Slamet pertama kali berjualan di daerah Kota Bambu, Jakarta dengan cara dipikul.
"Sebelumnya saya nekat merantau ke Jakarta ikut kerja dengan orang yang lebih dulu berjualan bakso. Setelah ikut orang lain, akhirnya saya putuskan berjualan sendiri," tambahnya.
Setelah cukup lama berjualan dengan cara dipikul, kemudian cara berjualannya berubah dengan menggunakan gerobak dorong.
Baru pada tahun 1987 Slamet mulai membuka warung bakso di kawasan Kota Bambu, Jakarta Barat.
Karena memiliki rasa yang berkualitas, bakso Titoti terus berkembang hingga saat ini.
Kedai Bakso Titoti tak pernah sepi dari pengunjung.
Dijelaskan Slamet untuk menghasilkan bakso yang enak adalah bakso yang dibuat haruslah menggunakan daging sapi sepenuhnya.
"Jika biasanya orang membuat bakso banyak diberi tepung tapioka, kalo di sini tidak. Hanya daging sapi yang kami gunakan untuk membuatnya, agar bisa dibentuk kami tambahkan putihan telur," jelas Slamet.
Di rumah makan Bakso Titoti pengunjung bisa memesan beragam varian bakso, mulai dari bakso kuah, bakso mie, dan bakso spesial. Bakso spesial adalah menu andalan rumah makan ini.
Satu porsi bakso spesial berisikan mie putih, mie kuning, dua buah bakso halus berukuran kecil, satu bakso urat yang berukuran cukup besar, dan satu bakso isi telur.
Kemudian disiram dengan kuah dan diberi taburan bawang goreng dan daun sledri. Rasa karena hanya menggunakan daging sapi, rasa baksonya sangat gurih.
Untuk bakso halusnya, teksturnya sedikit kenyal dan benar-benar halus. Untuk bakso uratnya rasanya tidak kalah nikmat, dengan tekstur urat cukup terasa. Kuahnya sendiri cukup gurih.
Saat ini di rumah makan Bakso Titoti yang ada jalan raya Ngadirojo tersebut tidak hanya menyediakan bakso, tetapi ada beragam makanan lainnya, mulai dari mie ayam, siomay, ayam goreng, dan sop kaki sapi.
Terkait dengan nama Titoti sendiri, Slamet mengatakan nama tersebut merupakan gabungan dari suku kata terakhir nama anak-anaknya, yakni Nuryanti, Hertanto, dan Dian Susanti. "Saat pertama kali membuka warung bakso, anak saya baru tiga itu," ujarnya.
Satu porsi bakso Titoti di Wonogiri dapat anda nikmati mulai dari harga Rp.15 ribu hingga Rp.25 ribu.(*)