Begini Sensasi Tak Terlupakan Berfoto di Tugu Nol Kilometer, 12 Meter Bawah Laut Sabang
Inilah sensasi tak terlupakan ketika berfoto di tugu nol kilometer, 12 meter di bawah permukaan laut Pulau Weh di Sabang.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, M Anshar/ Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Tak hanya Tugu Nol Kilometer yang menandakan penanda geografis paling ujung Indonesia di Pulau Weh Sabang.
Namun saat ini daerah tujuan wisata bawah laut itu telah memiliki objek wisata baru yaitu Tugu Nol Kilometer Bawah Laut.
Bagi anda pecinta wisata bawah laut, maka Sabang adalah jawabannya.
Saat Serambi menyelam untuk melihat langsung tugu tersebut di kedalaman 12 meter di bawah laut di Rubiah Jetty Dive Spot, Pulau Weh Sabang, awal tahun 2016 banyak penyelam yang berpose di seputaran tugu.
Inilah sensasi tak terlupakan ketika berfoto di tugu nol kilometer, 12 meter di bawah permukaan laut Pulau Weh di Sabang.
Di lokasi itu juga terdapat beberapa kursi dan meja serta taman karang layaknya taman di daratan pada umumnya.
Panglima Laot (Pemangku Adat) Iboih, Muhammad AG mengatakan areal yang dibangun oleh masyarakat Iboih dan beberapa tim selam Scuba Weh Diving Center, Rubiah Tirta, dan Hore-Hore Dive Club (H2DC) Aceh itu dikerjakan selama dua satu bulan dan diresmikan pada akhir Desember 2015 lalu.
Muhammad menambahkan, awalnya di areal seluas 500 meter persegi tersebut diperuntukan bagi restorasi karang.
Namun dalam perjalanannya tercetus ide membangun tugu untuk menambah daya tarik wisatawan.
Tugu dari bahan semen sepanjang 3 meter dengan lebar dasar 1,5 meter persegi di areal seluas 500 meter persegi itu dibangun dengan anggaran dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Sabang sebessar Rp 150 juta.
Tugu tersebut merupakan miniatur dari Tugu Nol Kilometer Indonesia yang sudah banyak dikenal oleh banyak orang.
Muhammad berharap para investor tertarik untuk berkerjasama dengan masyarakat Iboih dalam pelestarian terumbu karang sekaligus meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke Sabang, misalnya dalam hal pembangunan sarana dan transportasi khususnya wisata laut.
Menuju lokasi
Bagi anda pelancong dari luar daerah, bisa memilih alternatif memakai jasa penerbangan yang melayani rute Bandara Kuala Namu, Medan - Bandara Maimun Saleh, Sabang.
Maskapai tersebut melayani rute tersebut setiap tiga kali seminggu yaitu, Rabu, Jumat, Minggu dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 20 menit.
Pihak maskapai menetapkan tarif Rp 400 ribuan dengan kemungkinan perubahan harga sewaktu-waktu.
Dari Bandara Maimun Saleh, Sabang anda bisa memakai jasa taxi atau damri menuju ke Iboih.
Memakan waktu sekitar 30 menit berkendara.
Inilah sensasi tak terlupakan ketika berfoto di tugu nol kilometer, 12 meter di bawah permukaan laut Pulau Weh di Sabang.
Iboih merupakan pintu masuk ke Rubiah.
Anda bisa memakai jasa boat seharga Rp 100 ribu – Rp 500 ribu pulang-pergi.
Rubiah merupakan pulau tak berpenghuni yang menjadi lokasi yang paling diincar oleh penggemar diving dan snorkeling.
Selain maskapai penerbangan, anda juga bisa memakai jasa kapal cepat atau kapal lambat yang melayani rute pelayaran dari Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh ke Pelabuhan Balohan, Sabang.
Kapal cepat ditempuh dalam waktu 45 menit dengan tarif Rp 80 ribu – Rp 150 ribu per orang.
Sementara kapal lambat yang menghabiskan waktu 2 jam mengenakan tarif Rp 30 ribu per orang.
Kapal lambat memungkinkan anda membawa serta kendaran pribadi dengan menambah ongkos angkutan.
Baik kapal cepat maupun kapal lambat, melayani pelayaran setiap dua kali sehari dan bisa saja menambahkan jumlah pelayaran tatkala ada pagelaran even.
Dari Pelabuhan Balohan, Sabang anda bisa menuju ke Iboih dengan memakai jasa angkutan darat minibus dengan tarif sekitar Rp 60 ribu.
Iboih merupakan pantai dengan batuan karang dengan air laut jernih biru toska.
Surga Pecinta Diving dan Snorkeling
Ada banyak pilihan penginapan yang bertebaran di kedua bibir pantai tersebut.
Jika anda datang bersama rombongan, anda bisa memilih bungalow dengan tarif mulai Rp 400 ribu – Rp 1 jutaan.
Ada juga cottage seharga Rp 150 ribu – Rp 1 jutaan.
Anda juga bisa memilih homestay dengan tarif mulai Rp 100 ribu hingga Rp 1 jutaan, tergantung jumlah kamar dan fasilitas di dalamnya.
Untuk mobilitas yang terbilang tinggi dan kemudahan akses, anda bisa memilih penginapan yang berjamur di pusat Kota Sabang.
Sabang merupakan kota wisata baru tumbuh yang menawarkan kenyamanan mulai kelas backpacker hingga premium.
Keramahan khas orang Timur pun memburat dalam keseharian warganya.
Jadi jangan ragu untuk bertanya.