Mbah Paiyem yang Renta di Usia 90 Masih Jualan Ronde Meski Disergap Udara Dingin Malam Jogja
Setelah heboh Mbah Lindu yang masih jualan gudeg di usia 96, giliran Mbak Paiyem yang jadi sorotan. Paiyem tetap jualan ronde di usia 90.
Editor: Agung Budi Santoso
Tetapi wedang ronde racikan Mbah Paiyem ini masih setia dengan isian sederhana yang terdiri dari ronde, kolang-kaling, agar-agar, dan kacang tanah goreng, kemudian disiram dengan wedang hangat yang terbuat dari beragam rempah.
Setiap harinya nenek ini berjualan sendiri tanpa ada yang membantu. Diceritakannya setiap hari Mbah Paiyem berjualan dari jam setengah delapan malam.
"Jika pulang jualan tergantung anak saya jemputnya jam berapa," ungkapnya.
Karena tenaga yang sudah tidak memungkinkan, saat berangkat berjualan gerobak rondenya didorong oleh anaknya dari kediaman Mbah Paiyem yang berada di wilayah Kadipaten Kulon, begitun pun saat pulang berjualan.
Tidak hanya berjualan, menyiapkan seluruh bahan untuk berjualan ronde masih dilakukannya sendiri.
Seperti membuat ronde yang terbuat dari tepung beras ketan yang dibuat adonan dan didalamnya diberi kacang tanah yang telah ditumbuk.
Wedang yang terbuat dari beragam rempah, seperti jahe, serai, dan cengkeh juga masih dibuatnya sendiri.
Ketika ditanya sejak kapan berjualan ronde, nenek ini menjawab sebelum terjadi pemberontakan PKI dia telah berjualan ronde.
Lebih lanjut nenek yang berasal dari salah satu daerah Gunungkidul tersebut mengatakan awalnya dia berjualan ronde bersama suami.
"Dulu saat suami masih ada, kami jualan bareng-bareng. Dia berjualan ronde dan saya nyambi jualan kacang rebus," ceritanya dalam bahasa Jawa. Meskipun usianya hampir mencapai seabad, nenek satu ini belum bisa memastikan kapan akan berhenti jualan ronde.
Menurutnya selama masih kuat berjualan, akan terus berjualan, karena dia mengatakan masih butuh makan dan tidak ingin tergantung sama anak-anaknya. Satu mangkok ronde dengan rasa rempah yang mantap dan menghangatkan tersebut dapat anda nikmati dengan harga Rp. 5 ribu.(*)