Jawa Tidak Akan Dilintasi Gerhana Matahari Total 9 Maret, Silakan Pergi Ke Titik-titik Lokasi Ini
Sepanjang Pulau Jawa tidak akan dilintasi Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016. Silakan mendatangi titik-titik lokasi ini.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Sebagian wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung cukup beruntung bisa menyaksikan GMT dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Setelah GMT 1988, GMT akan kembali terjadi di sebagian wilayah itu pada 9 Maret 2016.
"Bedanya, jalur lintasan GMT 9 Maret mendatang agak lebih ke selatan dibandingkan jalur GMT 1988," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin.
Jadwal Wisata Gerhana Matahari Total, 9 Maret 2016.
Kesempatan itu tak akan dirasakan masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa. Setelah GMT 1983, Jawa tidak akan dilintasi jalur totalitas gerhana hingga abad ke-21 berakhir.
Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung, Moedji Raharto, mengatakan, jumlah GMT yang melintasi Indonesia selama abad ke-21 bisa dihitung hanya dengan sebelah tangan.
Gerhana 9 Maret 2016 adalah GMT pertama yang melewati Indonesia pada abad ke-21.
Gerhana ini akan melintasi 12 provinsi dan 53 kabupaten/kota, mulai dari Kepulauan Pagai di Sumatera Barat hingga Pulau Halmahera di Maluku Utara.
GMT berikutnya akan terjadi pada 20 April 2042 yang akan melewati Jambi, GMT 24 Agustus 2082 yang melalui Medan di Sumatera Utara, dan GMT 22 Mei 2096 yang melintasi Lampung dan Kalimantan.
Oleh karena itu, Moedji menilai, masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa harus pergi berburu gerhana ke pulau lain jika ingin menyaksikan keindahan GMT, minimal sekali sepanjang hidupnya.
"Kalau tidak aktif mengunjungi daerah yang dilintasi jalur GMT, orang yang tinggal di Jawa sekarang seumur hidup tidak akan pernah menyaksikan totalitas gerhana," lanjutnya.
Berdatangan
Wilayah daratan luas yang dilalui jalur GMT 9 Maret 2016 mendatang hanya di wilayah Indonesia.
Sebagian besar jalur gerhana akan melintasi wilayah perairan mulai dari Samudra Hindia hingga Samudra Pasifik atau Lautan Teduh.
Kondisi itu diyakini akan membuat Indonesia didatangi para pemburu gerhana dari seluruh dunia, baik yang datang sebagai wisatawan maupun peneliti.
Selain memotret proses gerhana, menurut Thomas, banyak peneliti akan mengamati korona Matahari dan perubahan geomagnetik dan ionosfer atmosfer Bumi selama GMT berlangsung.
Sejumlah peneliti ilmu hayati juga akan terlibat mengamati perubahan perilaku hewan dan tumbuhan selama gerhana berlangsung.
Salah satu lokasi yang diperkirakan akan menjadi tujuan banyak pemburu gerhana dari dalam dan luar negeri adalah Maba, ibu kota Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
Kota itu menjadi incaran karena terletak di tengah lintasan gerhana dan berada di bagian paling timur wilayah daratan luas yang dilintasi jalur totalitas gerhana.
Lama totalitas gerhana matahari di Maba adalah 3 menit 20 detik.
Itu adalah waktu totalitas gerhana terlama yang bisa diamati dari wilayah Indonesia. Totalitas gerhana terlama yang terjadi saat puncak gerhana, yaitu 4 menit 9 detik, terjadi di satu titik di tengah Samudra Pasifik.
Meskipun akses menuju Maba relatif sulit dan infrastruktur pendukung pariwisata di daerah itu sangat terbatas, banyak pemburu gerhana bertekad menaklukkan wilayah itu.
"Saya belum pernah ke Halmahera. Karena itu, perjalanan nanti akan jadi petualangan yang seru," kata Wicak Soegijoko (49), pekerja bidang telekomunikasi, Selasa (2/2), di Jakarta. (M. Zaid Wahyudi)