Sulitnya Menaklukkan Gunung Sibuatan, Jalur Pendakian Gunung Ini Terjal dan Dipenuhi Lumut
Anda pecinta alam wisata gunung? Jangan lewatkan pendakian menantang di Gunung Sibuatan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Tapi sepanjang perjalanan anda melewati hutan asri yang masih alami.
Pohon-pohon tinggi dan rimbun mendominasi dari jalur masuk pendakian hingga shelter 3.
Tak sedikit pendaki hanya dapat memijak pada akar-akar pohon besar saking terjalnya.
Di shelter 3 pula anda juga menemukan lumut di sekitaran dengan bentuk dan warna tidak lumut seperti biasanya di kolam ikan atau kali.
Ya lumutnya lebih pekat, tebal dan beraroma lebih tajam serta licin saat diinjak.
Hal itu membuat anda harus lebih berhati-hati di shelter ini, terlebih saat musim hujan.
Menuju puncak. (Tribun Medan/Silfa)
Novsky, pendaki, menuturkan Gunung Sibuatan sangat menantang di musim hujan.
Selain karena tanah yang licin, lumut yang memenuhi tanah di beberapa area khususnya shelter 2 hingga shelter 3 membuat wisatawan harus ekstra hati-hati dan pelan-pelan dalam pendakian.
"Kalau sudah capek ya jangan dipaksakan, apalagi kalau sudah di shelter 3, karena perjalanan masih panjang lagi. Ada sekitar 3 bukit harus dinaiki. Jadi naik turun gitu. Ada baiknya istirahat dulu," katanya.
Tapi, lumut Gunung Sibuatan menjadi ciri khas gunung ini, katanya.
Sehingga sayang jika dilewatkan untuk pengamatan dan dirusak saat pendakian hanya agar biar lebih mudah saat mendaki.
Bagi Novsky pribadi, bertualang merupakan aktivitas bagaimana ia mengenal jati diri dan juga belajar menghargai dan menjaga alam.
"Ketika mendaki gunung, saya bisa belajar melewati tantangan di lapangan dan juga mengukur seberapa kuat tekad saya demi mencapai puncak dan kembali turun. Jadi kalau mau dipermudah lebih baik memilih wisata pantai atau wisata yang aksesnya mudah," katanya.
Direkomendasikan, pendaki berangkat pagi agar bisa sampai di puncak pada sore hari dan mendirikan tenda di atas puncak untuk melihat matahari terbenam dan terbit.