Betapa Sedap Menyantap Ingkung Ayam dan Urap Sayur di Hamparan Sawah Hijau Seperti Ini
Betapa sedap menyantap ingkung ayam dan sayur urap di tengah hamparan sawah hijau seperti ini.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL- Berbekal keindahan alam, dan beragam potensi, seperti kuliner, budaya, dan kerajinan, warga Dusun Plumbungan, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengembangkan destinasi wisata bernama "Kampung Emas Plumbungan".
Destinasi ini menawarkan sensasi berwisata yang berbeda kepada setiap pengunjung. Wisatawan akan diajak menikmati suasana pedesaan yang asri dengan sebagian besar wilayah desa berupa perbukitan dan area persawahan.
Diungkapkan Andri Purwanto selaku ketua Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Kampung Emas Plumbungan, desanya menjadi desa wisata sejak tahun 2014.
Melewati persawahan untuk menyajikan ingkung ayam.
"Desa Wisata Kampung Emas ini terdiri dari beberapa dusun, diantaranya, Plumbungan, Kepil, Putat, Batur, Bubung. Masing-masing dusun ini memiliki potensi masing-masing," ujarnya.
Salah satu ikon yang paling terkenal dari Kampung Emas adalah kuliner berupa ayam ingkung yang diberi nama Ingkung Berkat Dalem. Makanan ini berupa ayam utuh yang dimasak seperti untuk prosesi kenduri.
Hidangan khas satu ini, dimasak secara tradisional oleh ibu-ibu warga Plumbungan. Kayu masih digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak ayam ingkung. Butuh waktu cukup lama untuk menjadikan satu ekor ayam kampung menjadi ingkung dengan citarasa lezat.
"Setidaknya butuh waktu tiga jam untuk membuat menu Ingkung Berkat Dalem," ujar Andri Purwanto.
Untuk membuat ayam ingkung bumbu-bumbu yang digunakan sangat komplit, mulai dari bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, daun salam, serai, dan beragam bumbu-bumbu lainnya. Yang membuat hidangan ini spesial adalah ayam kampung utuh dimasak bersama dengan santan.
Kombinasi beragam jenis bumbu dan santan menghasilkan rasa daging ayam yang begitu gurih. Lamanya waktu masak membuat daging ayam juga sangat empuk dan bumbunya benar-benar merasuk ke dalam daging.
Jika memesan Ingkung Berkat Dalem, pengunjung tidak hanya memperoleh ayam ingkung tetapi juga beberapa masakan pendamping, seperti gudangan, tahu tempe, dan ada juga sayur lombok.
"Yang kami sajikan juga nasi gurih, jadi semua masakan yang kami sajikan sama persis yang ada di acara kenduren," kata Andri Purwanto.
Aneka sayuran pendamping ingkung ayam.
Tidak hanya ingkung, wisatawan juga bisa memesan beberapa jenis masakan tradisional khas Plumbungan lainnya, semisal nasi karu, dan sego wiwit. Nasi karu adalah nasi putih yang dikukus dengan parutan kelapa dan disantap bersama ikan bakar atau goreng.
Sedang nasi wiwit adalah nasi putih yang disajikan bersama gudangan, ikan asin, tempe, dan ati-ampela. Sogo wiwit ini biasanya disajikan dalam prosesi wiwit, syukuran yang dilakukan masyarakat Jawa sebelum panen padi.
Beragam masakan tradisional tersebut semakin sedap karena disajikan di sebuah pendopo dengan pemandangan sawah. Pemandangan pun juga cukup spesial karena sawah di Plumbungan layaknya persawahan di Ubud Bali, dengan sistem terasiring.
Jika ingin lebih menikmati suasana alam pedesaan, wisatawan bisa menyantap Ingkung Berkat Dalem di sejumlah gubuk yang ada di tengah area persawahan.
Menikmati ingkung dengan pemandangan persawahan.
Satu porsi Ingkung Berkat Dalem dapat dinikmati dengan harga Rp.165 ribu, tetapi harga tersebut sudah termasuk nasi, hidangan pendamping, dan juga minum. Satu porsinya pun bisa dinikmati hingga lima orang.
"Karena proses memasaknya yang lama, untuk saat ini bagi wisatawan yang ingin menikmatinya harus pesan terlebih dahulu," jelas Andri Purwanto.
Selain kuliner, Kampung Emas Plumbungan juga memiliki potenis wisata alam berupa Goa Watu Joglo, air terjun Banyunibo. Jadi jika berkunjung ke Yogyakarta tidak ada salahnya menjadikan Kampung Emas Plumbungan sebagai destinasi wisata anda.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.