Wonderful Indonesia juga Menggoyang Kampus-kampus di Tiongkok
Saksikan di talk show ke salah satu media TV nasional bertema “Imlek dan Tourism".
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bukan hanya masuk ke kuliner, promosi Wonderful Indonesia juga menggoyang kampus-kampus di target mahasiswa.
Saat mengikuti Travel Mart, atau bursa pasar pariwisata di Tiongkok, selalu dijajaki untuk “Jelajah Kampus” yang ada di kota itu.
“Selain juga menemui media, press conference, gubernur, sampai ke menteri pariwisata-nya China. Itu agenda rutin setiap berkunjung ke Negeri Tirai Bambu itu,” jelas Menpar Arief Yahya.
Karena itu, tidak heran jika Menpar sudah bertemu tiga kali dengan Chairman CNTA –China National Tourism Administration atau Menpar RRT, Mr Li Jinzao. Mengapa kampus?
“Mahasiswa itu hebohnya luar biasa di media digital. Mahasiswa itu paling hobi bermain media social. Media social adalah channel yang paling efektif untuk melepas promosi viral. Kami serius di promosi digital Wonderful Indonesia, kami sadar ke depan adalah era aplikasi digital,” ungkap Menpar yang basic-nya memang teknologi digital itu.
Bermain “keyword” itu, kata Arief Yahya, adalah pintu untuk menembus benteng apapun dalam dunia digital.
“68 persen, mereka mencari destinasi untuk berliburan melalui jaringan internet. Hanya sedikit yang datang fisik ke traval agent dan tour operator. Ke depan, persentase itu sudah pasti akan semakin besar. Nah, Wonderful Indonesia akan menjemput trend penggunakan media digital itu, dengan memperkuat content promosi Wonderful Indonesia via digital,” tutur pria asli Banyuwangi itu.
Karena itu pula, tahun 2016 ini Kemenpar memperbanyak promosi via Baidu, semacam searching engine-nya China. Google yang menjadi spesialis di mesin pencari itu, tidak bisa diakses jika masuk melalui provider di Negeri Tembok Raksasa itu.
Begitupun medsos, seperti Facebook, Twitter, Pinterest, Instagram dan lainnya.
“Karena itu, on line kita geber. Off line pun kita terobos. Lalu TV-TV di sana yang dikontrok kuat oleh pemerintah juga kami masuk dengan promosi Wonderful Indonesia,” jelas Arief Yahya.
Asdep Pemasaran Asia Pacific Kemenpar, Vicensus Jamedu, yang pernah keliling ke Kampus Fudan University juga mengakui, respons mahasiswa itu sangat cepat. Diskusi mereka melalui media social bisa menjadi viral yang positif buat promosi pariwisata.
“Kami promosikan soal kemudahan ke Indonesia, akses ke Bali, Jakarta, Batam, Bebas Visa Kunjungan (BVK), dan tentu bagi-bagi lucky drow bekerjasama dengan airline,” ucap Vincen yang mengerti pasar China itu sangat sensitive dengan discount dan paket khusus.
Di Travel Mart terbesar, seperti ICTM-International China Tourism Mart Kunming, hampir semua negara di dunia berbondong-bondong memasarkan produk destinasinya ke China.
Mereka sadar sekali, outbond 2014 sudah 100 juta orang dari China. Lalu 2015 sekitar 114 juta orang. Mereka sedang punya capital, punya uang untuk belanja dan jalan-jalan ke luar China.
“Pasar China itu pasar terbesar dunia,” ungkapnya.
Beberapa travel mart yang mulai disusun oleh Kemenpar, antara lain Chengdu Travel Mart, Xian Silk Road Exhibition, Adex Beijing, Shanghai Fair, China Golf Travel Fair, Diving and Resort Travel Fair, dan lainnya.
“Dari sinilah, Sales Mission, Festival dan Expo kami lakukan,” kata dia.
Ingin tahu langkah-langkah strategi lain? Kamis pagi, 17 Februari 2016, pukul 10.30 – 11.00 Menpar Arief Yahya bakal menjelaskan langkah-langkah strategis yang sudah dilakukan, dan apa yang akan dikemas untuk pasar Tiongkok.
Saksikan di talk show ke salah satu media TV nasional bertema “Imlek dan Tourism".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.