Menyusuri Sungai Simpang Jernih, Membelah Bebukitan Hijau, Mutiara Tersembunyi di Aceh Timur
Membelah Sungai Simpang Jernih dengan latar bebukitan yang menghijau dijamin akan jadi pengalaman menyenangkan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Di balik letaknya yang terisolir, Simpang Jernih menyimpan keindahan persembahan dari alam.
Kemolekan alam yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Aceh Timur tersebut masih perawan.
Seperti namanya, sungai itu berair jernih.
Menyusuri Sungai Simpang Jernih. (Serambi Indonesia/Seni Hendri)
Kontur sungai yang landai dengan batuan kerikil di tepian menampilkan bentang khas sungai hilir.
Boat atau getek menjadi sarana transportasi andalan bagi warga di lima desa yang berdiam di Kecamatan tersebut.
Membelah sungai Simpang Jernih dengan latar bebukitan yang menghijau menjadi pengalaman menyenangkan.
Pada sebagian jalur yang dilewati, tebing menjulang memburatkan eksotisme.
Gemericik air ditingkap desau angin membelai siapa saja yang menyusuri keindahannya.
Mari menyesap keindahan alam yang mendamaikan jiwa dan menenteramkan pikiran.
Menuju lokasi
Sungai Simpang Jernih. (Serambi Indonesia/Seni Hendri)
Kecamatan Simpang Jernih dapat ditempuh melalui Kota Langsa atau melalui Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang.
Menempuh jarak 170 Km.
Aceh Tamiang merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur yang berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara.
Jika berangkat dari ibukota provinsi, Banda Aceh memakan waktu sekitar 10 jam berkendara.
Melintasi jalan nasional Banda Aceh – Medan yang dikenal sebagai Jalur Lintas Sumatra (Jalinsum).
Seyogyanya pengunjung bisa memangkas jarak melalui Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur dengan jarak tempuh 50 Km saja.
Akan tetapi belum tersedia jembatan yang menghubungkan dua sungai yang membelah kecamatan itu.
Camat Simpang Jernih, Drs Ahmad mengatakan wilayahnya terdiri atas delapan desa, tetapi hanya dua desa yaitu Simpang Jernih dan Batu Sumbang yang dapat dilintasi kendaraan.
Sementara lima desa atau yang dalam bahasa lokal disebut gampong lainnya yaitu HTI Ranto Naru, Tampor Bor, Tampor Paloh, Meulidi, Ranjang Bedari, dan Pante Kera harus mengarungi sungai dengan menggunakan boat atau getek.
Simpang Jernih mempunyai kekayaan alam melimpah seperti hasil tambang, binatang liar, dan air terjun.
Oleh warga Desa Tampor Bor, air terjun malah sudah dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Nah! Bagi anda penggemar wisata alam, mari menjajal keindahan Simpang Jernih, pesona dari Timur Aceh.