Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Oleh-oleh khas Medan Tak Melulu Bika Ambon dan Bolu Gulung, Coba Manisan Buah-buahan Ini

Oleh-oleh khas Medan tidak berhenti pada Bika Ambon dan Bolu Gulung saja. Coba manisan aneka buah ini.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Oleh-oleh khas Medan Tak Melulu Bika Ambon dan Bolu Gulung, Coba Manisan Buah-buahan Ini
Instagram
Aneka manisan buah-buahan. 

Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Oleh-oleh khas Medan tidak berhenti pada Bika Ambon dan Bolu Gulung saja.

Ada olahan manisan buah yang tidak kalah mengugah selera dan tahan lama, seperti manisan buah jambu biji, salak pondo, mangga, pala, dan lain-lain.

Olahan manisan buah tersebut dapat anda dapatkan di Jalan Kriung, Medan, berseberangan dengan gerai Bolu Gulung Meranti yang juga sudah  terkenal menjadi oleh-oleh khas Medan.

Jenis buah yang sering dibuat manisan jenis ini antara lain pala, lobi-lobi dan ceremai. Tapi tidak di Kota Medan, karena semua buah bisa dibuat jadi manisan. Ada manisan salak, mangga, pepaya, belimbing, kedondong dan jambu air serta jambu biji.

 Jenis manisan pun beragam, ada manisan kering dengan gula utuh, ada hanya sebagian gula yang larut dan ada manisan yang dilarutkan menempel pada buah.

Ana, pegawai, menuturkan gerainya menawarkan beraneka ragam jenis manisan buah dengan kondisi yang bisa tahan lama atau di bawa keluar kota untuk oleh-oleh.


Toko penjual aneka manisan buah-buahan di Jalan Kriung, Medan. (Tribun Medan/ Silfa Humairah)
BERITA TERKAIT

"Jadi ada manisan kering yang bisa tahan berminggu-minggu, tapi ada juga manisan berair yang biasanya untuk buah segar seperti jambu biji, salak dan mangga tapi tetap bisa dikemas agar bisa dibawa keluar kota, baik dengan bus, kereta api atau pesawat," katanya.

Menurutnya, manisan buah segar bisa tahan 1-2 hari jika pengemasannya tepat. Sedangkan manisan basah larutan gula bisa tahan 1-2 minggu, apalagi jika diletakkan dalam pendingin. 

"Kalau manisan kering dengan lumuran gula yang paling tahan, bisa berbulan-bulan karen sudah dikeringkan dengan gula hingga mengering, seperti diawetkan tapi dengan bahan alami yakni direndam gula hingga 3 hari," tambahnya.

Ia menuturkan, gerainya juga mengutamakan kesegaran buah dan kebersihan buah saat diolah.
Cara pembuatan, katanya. Pada pembuatan manisan kering asin, dominasi bahan bukan pada gula, melainkan garam. Sedangkan manisan basah, bahan gula menjadi dominan.

Cara pembuatannya, buah dibersihkan, dikupas, lalu dipotong-potong. Ukurannya disesuaikan dengan selera. Setelah dicuci bersih bisa langsung direndam dalam larutan garam. Jumlah garam untuk perendaman kira-kira 10 kg untuk 1 kw bahan, sedangkan jumlah air disesuaikan dengan bahan, asal seluruh bahan sudah tenggelam. Perendaman dlakukan selama 12-48 jam, ini untuk manisan basah dengan larutan gula.

"Buah yang sudah direndam diangkat dan dicuci dengan air tawas. Maksud pencucian adalah agar pengaruh garam tidak dominan. Terakhir buah-buahan itu dicuci lagi dengan air bersih, lalu ditiriskan," katanya.

Sambil menunggu buah, tambahnya. Pembuatan gula pun dilakukan. Gula dilarutkan dalam air dan dimasak sampai mendidih. Banyak gula tergantung jenis buahnya dan waktu ketahanan yang diinginkan. Bila buahnya asam dan manisan ingin lebih awet, gulanya pun perlu banyak. 


 "Untuk mewarnai buah agar tambah lebih cerah biasanya diberikan pewarna makanan yang tentunya berbahan organik agar aman. Bila larutan sudah mendidih, buah-buahan tadi langsung dicampurkan. Kemudian dijemur atau didiamkan sampai beberapa hari, sampai larutan meresap, setelah itu manisan pun siap disantap," jelasnya.

Untuk harga tiap manisan buah beragam, manisan jambu biji Rp 20 ribu perkilo, manisan salah Rp 40 ribu perkilo, mangga medan  Rp 90 ribu perkilo dan pepaya Rp 90 ribu perkilo.

Dewi, pembeli asal Pekanbaru, menuturkan manisan buah jambu biji menjadi favoritnya saat ke Medan.

"Manisan jambu biji khas Medan ini terkenal karena membuat jambu biji terasa lebih rapuh dan manis tapi tetap segar. Saya kalau ke Medan ada urusan pekerjaan pasti membeli hingga berkilo-kilo, ditambah lagi ada bumbu pedasnya sehingga bisa juga dimakan seperti makan rujak," katanya.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas