Peresmian Bandara Rembele dan Cerita Jokowi Soal "Rumah Keduanya" yang Tergusur
Kala menyampaikan pidato sambutan pada peresmian, Jokowi sempat bertanya tentang rumah yang pernah ia tempati tahun 1986-1989.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Warga Kabupaten Bener Meriah, Aceh, boleh berbangga.
Pasalnya Bandar udara Rembele yang berada di kabupaten setempat akhirnya diresmikan, Rabu (2/3/2016).
Presiden RI, Joko Widodo bersama Menhub, Ignasius Jonan, Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah tiba di Bandara Rembele, Bener Meriah untuk mengikuti kegiatan peresmian bandara tersebut, Rabu (2/3/2016). (SERAMBI INDONESIA/BUDI FATRIA)
Membuka akses udara yang menghubungkan lintas tengah Aceh yang dikenal sebagai kawasan dataran tinggi.
Tak tanggung-tanggung, peresmian langsung dilakukan oleh orang nomor 1 di negeri ini, Jokowi.
Kehadiran Jokowi dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan disambut Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dan unsur Forkopimda.
Kedatangan presiden kali ini tanpa didampingi ibu negara, Iriana.
Rombongan mendarat di Bandara Rembele menggunakan pesawat jenis CN 235 disambut tari guel dan disematkan opoh ulen-ulen (kain motif kerawang khas gayo) lengkap dengan topi khas Gayo.
Pengembangan fasilitas Bandara Rembele telah dimulai sejak 2014 hingga 2015 baik pada sisi udara maupun sisi darat.
Data Kementerian Perhubungan menyebutkan perpanjangan landasan dari semula 30 x 1.400 meter menjadi 30 x 2.250 meter.
Selain itu telah dilakukan juga perluasan apron dari 80 meter x 106 meter menjadi 95 meter x 150 meter, pelapisan landasan pacu dan taxiway.
Pada sisi darat, pengembangan yang dilakukan di antaranya, perluasan terminal dari semula 400 meter persegi menjadi 1.000 meter persegi dan juga mempercantik tampilan interior terminal.
Perluasan terminal bandara tersebut diproyeksikan mampu menampung 200.000 penumpang pertahun.
Bandara Rembele yang saat ini hanya mampu didarati oleh pesawat sebesar Fokker 50 atau CN 235 dan dengan pengembangan fasilitas tersebut.
Bandara Rembele akan mampu didarati pesawat Boeing 737-series berkapasitas 85-215 penumpang.
Bandara Rembele tepatnya terletak di Desa Bale Atu, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh dengan ketinggian di perbukitan sekitar 1.400 meter dari permukaan laut.
Rumah kedua Jokowi tergusur
Namun ada yang menggelitik saat peresmian bandara tersebut.
Kala menyampaikan pidato sambutan pada peresmian, Jokowi sempat bertanya tentang rumah yang pernah ia tempati tahun 1986-1989.
Presiden RI, Joko Widodo bertemu dengan bapak angkatnya, H Nurdin Aman Tursina dan kerabat pada peresmian Bandara Rembele, Bener Meriah , Selasa (2/3/2016). (Serambi/Budi Fitria)
Ketika itu dirinya bekerja sebagai karyawan PT Kertas Kraft Aceh (KKA) yang ditempatkan di kawasan Rembele.
Saat itu Rembele masih bagian Kabupaten Aceh Tengah, tapi kini masuk Kabupaten Bener Meriah.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini bertanya demikian karena rumah yang pernah ia tempati di Rembele kini telah rata dengan tanah.
“Saya tanya ke Pak Menteri, ke mana rumah saya? Menteri menjawab, ‘Maaf Pak, rumah Bapak sudah digusur untuk perluasan Bandara Rembele.’ Mestinya, kalau mau menggusur rumah presiden harus ada izin dulu. Ini izinnya baru pagi-pagi tadi. Tapi ya, karena untuk kepentingan umum, silakan saja,” ucap Jokowi disambut tawa hadirin.
Kepala negara juga sempat berseloroh ketika menyampaikan sambutan, sehingga mengundang tawa serta tepuk tangan hadirin.
“Saya tidak akan melepas kain dan topi ini, biar rasanya sampai ke dalam bahwa saya ini orang Gayo dan Aceh. Ini merupakan kampung halaman kedua saya,” kata Jokowi mengawali sambutannya.
Lalu bagaimana kisahnya hingga Presiden Jokowi mengaku Tanah Gayo sebagai kampung halamannya yang kedua?
Mengutip dari Wikipedia, Presiden Jokowi saat muda pernah bekerja di Aceh.
Seperti diketahui Jokowi kuliah di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.
Ia pun belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya dan berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan judul skripsi "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta".
Setelah lulus pada 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusi di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah.
Nah di wilayah inilah Jokowi muda bekerja dan 'diasuh' oleh bapak dan ibu yang hari itu ditemuinya kembali.
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung memperkenalkan sosok 'bapak dan ibu' Presiden Jokowi dari Aceh.
Melalui akun resmi Twitter miliknya, Pramono Anung menunjukkan foto temu kangen antara Presiden Jokowi dan pasangan lansia Aceh yang bisa disebut sebagai 'bapak dan ibu' dari Presiden Jokowi.
"Presiden @jokowi bertemu 'Bapak dan Ibu' yg menjaga dan memasakkan saat masih bujangan di Takengon Aceh #kenangan," tulis Pramono Anung menerangkan foto yang ia posting di Twitter, Kamis (2/3/2016).
Ternyata bapak dan ibu ini menjadi bagian dari masa lalu Presiden Jokowi.
Dulu saat masih bujang ternyata Presiden Jokowi pernah di Takengon, Aceh,
Dua sosok ini merupakan pengganti orangtua yang setia menjaga serta memasakkan makanan.
Dan seperti kita ketahui, makanan bukan selalu tentang citarasa.
Tetapi juga tentang cerita dan kenangan yang tertinggal di dalamnya.
Dalam dekapan kesejukan dataran tinggi Gayo yang dikenal sebagai lumbung kopi arabika tersebut, Jokowi meresmikan Bandara Rembele.
Larut bersama sukacita warga yang dibuai nostalgia sang presiden.
Membuka akses jalur udara yang mempersatukan masyarakat dari Sabang hingga Merauke.