Burung-burung Berhenti Berkicau Saat Puncak Gerhana Matahari di Tanjung Berikat
Sejumlah hewan pengerat yang awalnya asyik berkejar-kejaran di pepohonan di bawah Mercu Suar juga langsung menghilang.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan
TRIBUNEWS.COM, BANGKA - Nyanyian berbagai burung hutan di wilayah Mercu Suar Tanjung Berikat Desa Batu Beriga, Rabu (9/3/2016) mendadak hilang ketika kegelapan melanda kawasan itu saat puncak Gerhana Matahari Total (GMT) pukul 07.22 WIB.
Matahari terbit jelang gerhana matahari total di Tanjung Berikat. (Bangka Pos/Iwan)
Suasana pagi hari yang awalnya cerah langsung berubah bak sedang senja.
Sejumlah hewan pengerat yang awalnya asyik berkejar-kejaran di pepohonan di bawah Mercu Suar juga langsung menghilang.
"Iya tadi ramai kicuan burung sebelum puncak gerhana," ungkap warga yang menyaksikan GMT dari kawasan Mercusuar Tanjung Berikat.
Kicauan burung kembali terdengar setelah langit perlahan-lahan mulai terang seiring dengan menjauhnya bayangan bulan dari matahari.
Gerhana Matahari Total di Tanjung Berikat dapat disaksikan jelas karena sejak terbitnya matahari, cuaca di Tanjung Berikat cerah.
Bayangan bulan mulai menutupi matahari sekitar pukul 06.25 WIB dan pada pukul 07.00 WIB, Matahari tinggal setengah akibat tertutup bayangan bulan.
Seiring semakin tertutupnya matahari oleh bayangan bulan, suasana pagi yang cerah juga perlahan meredup.
Gerhana Matahari Total disini terjadi pukul 07.21 WIB hingga pukul 07.23 WIB.
Kades Batu Beriga Endang Setiawan bersama pemuda Irmas Batu Beriga sendiri bersama-sama mengamati GMT dari atas bebatuan granit raksasa di Mercu Suar Tanjung Berikat.
Lihat videonya:
Nelayan tidak melaut
Ratusan nelayan Desa Batu Beriga pada hari ini juga tidak turun melaut demi menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT).
Wilayah Desa Batu Beriga yang berada di ujung timur Pulau Bangka sendiri merupakan salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan GMT.
"Di sini ada 500 orang nelayan, mereka tidak turun melaut. Soalnya kalau pagi pasti sudah ramai suara mesin nelayan yang pulang melaut, ini tidak terdengar sama sekali," ungkap Kades Batu Beriga Endang Setiawan.
Sementara di wilayah pantai Tanjung Berikat sejak pagi tampak sudah dipadati warga setempat maupun warga luar Batu Beriga.
Sebagian malah sejak sejak, Selasa (8/3) malam sudah berdatangan ke Tanjung Berikat dan menginap disana.
"Sumpah ini benar-benar bagus pantainya," ungkap warga Jakarta yang kebetulan datang untuk menyaksikan GMT di Tanjung Berikat.
Cuaca menjelang GMT di Batu Beriga sendiri kebetulan sedang bersahabat.
Cuaca sejak pagi tampak cerah dan matahari terbit terlihat jelas.