Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesona Gunung Sorik Marapi dan Larangan Tokoh Adat untuk Sebagian Pendaki Wanita

Sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhi dengan pemandangan hamparan sawah dan kebun yang terbentang.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pesona Gunung Sorik Marapi dan Larangan Tokoh Adat untuk Sebagian Pendaki Wanita
Tribun Medan/Silfa Humairah
Puncak Sorik Marapi. 

Laporan wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tempat yang satu ini berada di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), tepatnya Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Sorik Marapi layak menjadi destinasi pecinta wisata menantang atau pendaki.


Rute perjalanan menuju Sorik Marapi harus melalui hutan lebat. (Tribun Medan/Silfa)

Walaupun jauh dari Medan atau sekitar 10-11 jam untuk mencapai Mandailing Natal.

Namun pemandangan dan pengalamannya cukup menjanjikan .

Sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhi dengan pemandangan hamparan sawah dan kebun yang terbentang.

Setelah sampai Desa Sibanggor Julu, wisatawan dianjurkan untuk melapor ke kantor kepala desa untuk pendataan dalam pendakian Sorik Marapi.

BERITA REKOMENDASI

Gunanya pendataan itu, untuk berdiskusi kepada penduduk setempat dibolehkan apa tidak mendaki gunung tersebut.

Biasanya penduduk akan menyarankan memakai pemandu (guide) gunung, pasalnya sangat berbahaya bagi para pendaki jika tidak memakai penduduk setempat.

Harga pemandu gunung dipatok sekitar Rp 300 ribu pertim.


Rumah adat di kaki Sorik Marapi. (Tribun Medan/Silfa)

Namun, untuk pembiayaan masih bisa negosiasi kepada pemandu gunung tersebut.

Muhammad Sahbany, pemandu trip wisata, menuturkan jika berangkat dengan trip biasanya semua izin dan perjalanan ditanggung trip.


"Kendala yang paling mengecewakan pendaki adalah sering kali penduduk atau tokoh adat setempat tidak mengizinkan pendaki wanita untuk naik. Pasalnya Sorik Marapi masih dianggap gunung keramat yang konon akan marah (terjadi gempa atau bahkan lebih parah) jika ada pendaki melakukan perzinaan di gunung tersebut," katanya.

Ia menuturkan, bagi peserta perempuan sering kali menunggu di kaki gunung atau sekitaran Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) dengan melakukan wisata lain.

Jika semua rombongan laki-laki bisa langsung memulai pendakian dengan memasuki hutan TNBG yang menawarkan pemandangan berbagai jenis flora.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas