Video Masyarakat Aceh Ramai-ramai Memandang Pesona Gerhana Matahari Sabit
Tribun Travel merekam peristiwa alam tersebut bersama ratusan warga yang menyemut di gedung TDRMC, Ulee Lheu, Banda Aceh, Rabu (9/3/2016).
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Fenomena alam berupa gerhana matahari merupakan peristiwa langka.
Usai terjadi pada 87 tahun lampau, langit Aceh kembali dihiasi gerhana matahari, Rabu (9/3/2016).
Namun bedanya bukanlah Gerhana Matahari Total (GMT) seperti yang terjadi pada 9 Mei 1929, melainkan Gerhana Matahari Sebagian (GSM).
Matahari merekah dari balik pinggang bukit.
Membentuk lengkung 90 derajat lintang utara garis khatulistiwa.
Di ufuk timur, awan berarak ditingkap rona jingga matahari yang tersenyum malu-malu.
Tepat pukul 07.50 WIB bulan menyembul dan membentuk matahari sabit.
Puncaknya pukul 07.20 WIB tatkala pergerakan bulan membentuk piringan dan menutup 70-76 persen matahari di langit Aceh.
Tribun Travel merekam peristiwa alam tersebut bersama ratusan warga yang menyemut di gedung Tsunami dan Disaster Mitigation Research Center (TDRMC), Ulee Lheu, Banda Aceh, Rabu (9/3/2016).
Usai salat subuh berjamaah, warga yang dipawangi Badan Hisab dan Rukyah Kanwil Kemenag Aceh, beserta BMKG Mata Ie, Aceh Besar berkumpul di tempat yang sudah ditentukan.
TDRMC merupakan gedung mitigasi tsunami di bawah Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh.
Tak tanggung-tanggung, enam teleskop dan empat teodolik millik Kanwil Kemenag dan BMKG diboyong guna menyaksikan peristiwa tersebut.
Berjejer bertengger di atas atap gedung tiga lantai itu.
Penyelenggara juga menyediakan 200 kacamata kepada pengunjung.
Nyala antusiasme warga nyata membayang.
Mengantri lantaran jumlah pengunjung yang datang melebihi kacamata yang tersedia pun tak menjadi masalah.
Sebagian menyulap klise film atau memakai kacamata dan helm rayben untuk pelindung.
Selain dijubeli fotografer profesional, pasukan tongsis pun tak ketinggalan beraksi mengabadikan peristiwa langka tersbeut.
Ya, selalu ada cara buat orang yang kesulitan tapi kreatif.
Mereka datang dari berbagai kalangan dan lintas generasi.
Antusiasme warga menyaksikan peristiwa tersebut secara langsung merupakan bukti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Waktu bisa mengubah banyak hal.
Tak seperti tatkala Aceh terakhir kali dillintasi GMT 87 tahun silam, kini tak ada ketakutan yang membayang di wajah mereka.
Malah pengalaman berburu gerhana matahari menjadi momen yang ditunggu-tunggu.
Pakai kacamata khusus, warga memandang gerhana matahari sebagian (sabit) bersama ratusan warga yang menyemut di gedung Tsunami dan Disaster Mitigation Research Center (TDRMC), Ulee Lheu, Banda Aceh, Rabu (9/3/2016).
“Gerhana matahari merupakan bukti kekuasaan Allah. Ini bukan ajang wisata,” ujar Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’adddin dalam sambutannya.
Di Indonesia, Aceh meupakan wilayah pertama yang dilintasi gerhana matahari.
Selain di TDRMC Banda Aceh, titik lainnya yang dijadikan lokasi melihat gerhana matahari yaitu KP3 Kota Lhokseumawe.
Juga dimotori oleh instnasi terkait dengan membagi-bagikan ratusan kacamata khusus.
Seperti halnya Aceh, sejumlah wilayah lain di Indonesia juga dilintasi GMS.
Sementara GMT hanya melintasi 12 provinsi.
Fenomena alam yang hanya terjadi di Indonesia tersebut tak hanya menyedot perhatian warganya, tapi juga mencuri perhatian warga asing yang berbondong-bondong ke negeri dengan gugusan kepulauan terbesar itu.
Disaksikan dan dimaknai dengan berbagai cara tersendiri.