Mencicipi Mie Tarik Pak Tun Tung di Jambi yang Katanya Bisa Bikin Panjang Umur
Sesuai namanya, di tempat ini pelanggan bisa melihat langsung proses pembuatan mie dari bentuk adonan tepung hingga menjadi mie.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS, JAMBI - Menyisir sentra kuliner di kawasan Talang Banjar, langkah Tribun terhenti di sebuah kios mungil bertuliskan “Mie Tarik pak Tun-Tung” pada papan namanya.
Mie tarik, nama yang cukup menarik perhatian, mengingat di Jambi ragam olahan mie ini terbilang minim, bahkan barangkali belum ada.
Sesuai namanya, di tempat ini pelanggan bisa melihat langsung proses pembuatan mie dari bentuk adonan tepung hingga menjadi mie.
Mie tarik. (Tribun Jambi/Wahid Nurdin)
Atraksi tersebut tentu tidak bisa disaksikan di warung penyaji mie lainnya, karena nyaris semua warung penyaji mie di Jambi menyediakan mie yang sudah jadi, alias siap masak.
Hendra, pemilik Mie Tarik pak Tun-Tung, kepada Tribun menyampaikan bahwa daya tarik warung makan ini tak hanya terletak pada proses pembuatannya.
Lebih dari itu, kualitas dan bahan mie itu sendiri yang menurutnya lain daripada umumnya.
Sudah umum kita ketahui bahwa mie jamak terbuat dari campuran tepung dan telur.
Tapi Hendra mengaku tak menggunakan telur. Ia hanya menggunakan tepung, air, minyak dan garam sebagai bahan dasar mie.
Itu juga yang membuat tekstur mie terasa lembut.
“Aku pengen buat mie yang benar-benar tradisional, mie leluhur jaman dulu. Makanya aku nggak pakai telur, air ki dan msg,” papar lelaki asal Medan ini.
Proses pembuatan Mie Tarik Pak Tun-Tung, di Jalan Orang Kayo Hitam, kawasan Talang Banjar, Jambi. (Tribun Jambi/Wahid Nurdin)
Karena tidak menggunakan perasa dan pengawet, maka setiap hari Hendra menyiapkan mie dasar terlebih dahulu sebelum membuka warungnya.
Artinya, mie yang disajikan selalu baru setiap hari.
Waktu yang diperlukan untuk membuat mie juga terbilang cepat.
Hanya dalam waktu 3 hingga 4 jam mie sudah siap dipakai.
“Jadi setiap pagi bikin. Siapin 3 sampai 4 jam, siangnya sudah bisa jual,” imbuhnya.
Oiya, sesuai kepercayaan di negeri asalnya China, mie ini tak sebatas menu namun juga memiliki filosofi lho.
Mie yang lembut panjang dan tak putus-putus memiliki filosofi hidup yang baik dan umur panjang.
Mie tarik pak Jun-Jung buka setiap hari mulai pukul 10 pagi sampai 10 malam.
Untuk menemukan tempat ini tak begitu sulit karena berada di pusat kawasan kuliner Talang Banjar, tepat di tepian jalan Orang Kayo Hitam, Talang Banjar.
Dari bandara, tempat ini berjarak kurang lebih 5 kilometer, 10 menit pakai kendaraan roda dua atau sekitar 20 menit menggunakan mobil.
Sensasi La-Mian Ayam Jamur
Ada sedikitnya tujuh ragam mie tarik atau La-mian yang bisa Anda cicipi di sini.
Mulai dari la-mian kari ayam, la-mian soto ayam, la-mian ayam jamur, la-mian sapi jamur, la-mian emi Medan, la-mian bakso, dan la-mian seafood.
Dari ketujuh ragam menu tersebut, la-mian ayam jamur dan la-mian kari ayam menjadi best seller di tempat ini.
Sedangkan recommended menu adalah la-mian emi Medan.
La-mian ayam jamur disajikan kering, tidak berkuah.
Mie tarik yang sudah direbus dan dikasih bumbu disajikan dengan irisan daging ayam dan jamur di atasnya.
Tekstur mie yang lembut dipadukan irisan jamur dan daging ayam membuat menu ini sangat memanjakan lidah.
Sedangkan la-mien emi Medan merupakan olahan mie dipadukan kuah kaldu udang, hampir mirip dengan mie celor.
Hanya saja disini bahan utamanya adalah mie tarik.
Dan dalam penyajiannya masih diberi taburan ebi untuk sensasi gurih.
Harganya kuliner ini cukup bersahabat, misalnya seporsi la-mian dihargai Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu saja per porsi. (Wahid Nurdin)