Tengkleng Bu Edi di Pasar Klewer yang Legendaris, Belum Buka Saja Pembelinya Sudah Antre
Sebelum di antara Masjid Agung dan Pasar Klewer, usaha tengkleng yang dimulai sekitar 1971 oleh nenek Bu Edi ini dimulai dari Pasar Klewer.
Editor: Malvyandie Haryadi
Sekali berjualan, dia membawa empat sampai lima panci tengkleng berukuran besar.
Pembeli bisa meminta bagian tulang atau organ kambing yang diinginkan.
Di antaranya, iga, lidah, sumsum, kaki, mata, pipi dan jeroan (organ bagian dalam).
"Sekali jualan, biasanya habis 60 sampai 70 kepala kambing. Kami jual sepincuk (seporsi) seharga Rp 25 ribu, bisa pakai nasi atau tidak," sambungnya.
Selain kepala kambing yang sudah dipotong-potong, tengkleng Bu Edi memiliki komposisi tulang kambing seberat 50 kilogram, 80 buah kaki kambing, dan 20 kilogram jeroan kambing.
Sulistri mengaku, sebenarnya tidak ada bumbu rahasia. Dia memasak berdasarkan resep yang digunakan turun temurun.
Bumbu yang digunakan pun sederhana, berupa bawang merah, bawang putih, kemiri, merica, ketumbar, lengkuas, dan jahe.
Tengkleng olahan Bu Edi digemari berbagai kalangan, mulai masyarakat umum sampai pejabat.
Di antaranya, mantan walikota Solo yang sempat menjadi Gubernur DKI Jakarta dan kini menjadi presiden RI, Joko Widodo.
Pihaknya sering diminta mengantar atau memasak tengkleng di rumah dinas walikota Solo, Loji Gandrung.
Juga, mengantar ke Jakarta tempat Jokowi berdinas, saat Idul Fitri.
Tak hanya Jokowi, tengkleng Bu Edi juga disuka mantan pejabat asal Solo, di antaranya Wiranto dan Harmoko.
Keluarga besar mereka seringkali memesan tengkleng Bu Edi di acara-acara penting.
Ketenaran tengkleng Bu Edi yang lezat juga mengundang rasa penasaran penikmat kuliner, Muhamad Aziz.