Telaga Merdada di Banjarnegara Didesain Jadi Wana Wisata Air, Taman Bunga, Perahu Wisata
Telaga Merdada di kawasan wisataDieng, Banjarnegara, Jawa Tengah mulai ditata untuk menjadi salah satu obyek wisata andalan.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Telaga Merdada di kawasan wisataDieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah mulai ditata untuk menjadi salah satu obyek wisata andalan.
Kawasan itu diharapkan menjadi wana wisata air, yang dilengkapi taman bunga, perahu wisata, hingga sejumlah fasilitas lainnya. Fasilitas pendukung juga diminta dibuat semenarik mungkin agar bisa dijadikan obyek selfie bagi pengunjung.
"Saya harap ini (Telaga Merdada) jadi destinasi wisata. Saya nanti ajak ahli lansekap untuk menata kawasan ini biar lebih menarik," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di sela penanaman 21.000 pohon di sekitar Telaga Merdada Banjarnegara, Rabu (23/3/2016).
Saat ini, Telaga Merdada dalam kondisi memprihatinkan. Air yang ada di telaga terus menyusut. Kedalaman telaga juga berkurang. Sebagai langkah untuk penyerapan air, penanaman sejumlah pohon di area tangkapan air dilakukan.
Sedikitnya 21.000 pohon ditanam di pegunungan sekitar Telaga Merdada, yang berada di Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara tersebut. Sejumlah pohon yang ditanam antara lain Akasia, Kayu Putih, Kopi Arabica, dan pohon keras sejenisnya.
Ganjar pun minta agar konsep penanaman ditata sedemikian rupa, agar ke depan penanaman tidak saling bertumpuk. "Tolong perhatikan jarak tanamannya," katanya.
Penanaman 21.000 pohon sekaligus memperingati Hari Hutan. Selain menanam, sejumlah bibit ikan disebar di telaga tersebut, sehingga diharapkan ada aura kehidupan.
"Aksi ini tidak sekedar bicara. Telaga ini perlu ditanami. Saya pesan, yang menanam kentang diajak ngobrol, agar bisa ramah pada alam," ujar dia.
Menurut Ganjar, sejumlah tempat sumber air di pegunungan habis lantaran ditanami kentang oleh warga. Air yang ada dari atas habis, dan warga mengambil air untuk tanam kentang dari wilayah bawah.
"Air terus dipompa. Semestinya air di atas, disalurkan ke bawah, tapi ini air di bawah dipompa ke atas. Itu melawan kehendak Tuhan," kata Ganjar.
"Jangan melawan Tuhan, kita mengikuti aturan Tuhan. Tugas mengembalikan dari atas ke bawah dengan menanam pohon ini," tambah Ganjar. (Nazar Nurdin/ Kompas.com)