Kalau Kalimantan Punya Arwana Super, Pesona Arwana Jambi Itu Sisiknya Perak Mengkilat Kehijauan
Ikan arwana Jambi pesonanya memancar dari sisik perak mengkilat kehijauan.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Teguh Suprayitno
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Jika Kalimantan punya arwana super red (sclerophages super red), Jambi juga punya arwana yang tak kalah cantik dengan sisik perak mengkilat kehijauan, Jambi Silver Arwana (sclerophages formosus).
Di Indonesia ikan arwana digunakan sebagai ikan hias. Warna sisiknya yang mengkilat-kilat saat kena cahaya, memikat banyak penggemar ikan hias.
Praktis banyak orang yang memburu, memperdagangkan, mengoleksi—selain untuk ikan hias juga sebagai simbol status sosial—hingga akhirnya pada 1980, Menteri Pertanian menyatakan arwana sebagai satwa langka.
Wajar jika saat ini Anda sulit menemukan ikan arwana Jambi.
Namun demikian, Anda bisa menjumpainya di kolam Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam (BPBAT)—sebelumnya pada 1994 bernama Loka Budidaya Air Tawar Jambi, kemudian berubah menjadi Balai Budidaya Air Tawar Jambi pada 2001, dan tahun 2014 jadi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam.
“Warnanya itu silver tapi kehijau-hijaun, kalau di Kalimantan-kan warnanya merah,” kata Janu Dwi Kristianto, Plt di BPBAT Sungai Gelam.
Tempat budidaya ikan air tawar ini berada di jalan Bumi Perkemahan Pramuka, Sungai Gelam, Muaro Jambi, sekitar 23 kilometer dari pusat kota Jambi. Kesana, Anda bisa gunakan sepeda motor ataupun mobil.
BPBAT Sungai Gelam mulai melakukan penangkaran dengan teknologi rekayasa ikan arwana sejak 1999.
Kolam Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam (BPBAT)—sebelumnya pada 1994 bernama Loka Budidaya Air Tawar Jambi, kemudian berubah menjadi Balai Budidaya Air Tawar Jambi pada 2001, dan tahun 2014 jadi Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam. - TRIBUN JAMBI/ TEGUH SUPRAYITNO -
Dan hasilnya, pada 2002 induk arwana berhasil dipijahkan. Rentang waktu 2002-2014 arwana berhasil dipijahkan secara kontinyu.
Selain arwana, banyak ikan endemik Jambi yang juga dikembangkan di BPBAT Sungai Gelam, seperti patin jambal (pangasianodol djambal), gurami (osphronemus gouramy), botina (chromobotina macracanthus), kapiat (puntius schwanefeldi blkr), betok (anabas testudineus), ringo (thynnichthys thynnoides), tambakang (helostoma temmincki), belida (notopterus sp), dan ikan jelawat (leptobarbus hoeveni). Sebagian ikan ini mulai langka.
Ikan jelawat atau redfinned cigar shark adalah ikan asli Indonesia yang hidup di beberapa sungai Sumatera dan Kalimantan.
Jelawat dikategorikan sebagai ikan langka dan sangat populer di Malaysia sebagai ikan hias. Warnanya perak agak kehijauan, punggungnya coklat agak hitam, dan sirip-siripnya merah.
Di kolam penangkaran BPBAT Sungai Gelam, Anda juga akan menemukan ikan Nila JICA (oreochomis sp).
Bowo, bagian pelayanan BPBAT Sungai Gelam, mengatakan jika nama JICA diambil dari nama lembaga milik Jepang, Japan Internsional Cooperation Agency.
Mulanya, Nila JICA diintroduksi ke Jepang (Niigita Fisheries Research Station), dari sungai Nil, di Mesir tepatnya di bendungan Aswan pada 1990. Dan kemudian dari Kagoshima Fisheries Research Station, Jepang diintroduksi ke Indonesia.
“Jadi hasil dari introduksi itu ada bibit ikan yang sesuai dan lebih tahan (survive),” kata Bowo.
BPBAT Sungai Gelam, jadi satu-satunya tempat budidaya khusus ikan air tawar di Sumatera dan jadi pusat pengembangan patin nasional.
Tak heran jika disana kerap digunakan untuk banyak penelitian mahasiswa, anak sekolah, hingga tempat belajar para peternak ikan dari Jambi, bahkan Kamboja dan Madagaskar—peserta JICA.
“Kalau mahasiswa itu banyak, ada yang dari Sorong, Papua, IPB, UNRI, Unsri. Kalau anak sekolah SMA dari Riau, Kalimantan juga,” tutur Bowo.
“Kemarin juga ada anak TK yang kunjugan ke sini, mereka melihat pemijahan patin,” imbuhnya.
Tedjo Sukmono, seorang peniliti ikan-cum-dosen di Universitas Jambi, mengatakan wilayah Jambi yang merupakan daerah aliran sungai Batanghari memiliki 297 spesies ikan air tawar.
48 spesies di antaranya tercatat baru, dan 45 lain masuk dalam catatan spesies baru di Sumatera. Ini katanya, menunjukkan lebih dari 50 persen jinis ikan di Sumatera bisa ditemukan di Sungai Batanghari Jambi, tribunjambi.com.
Fia seorang alumnus ilmu keguruan bahasa Inggris, mengaku tak mengetahui jika Jambi memiliki banyak jenis ikan air tawar.
Dia bahkan heran Jambi punya ikan arwana perak. “Baru tahu kalau ikan arwana silver endemik Jambi,” katanya.
Selain melihat beberapa jenis ikan air tawar yang dikembangkan di BPBAT Sungai Gelam, Anda juga bisa melihat plankton yang dibudidayakan untuk pakan larva ikan.
Bagaimana Anda tertarik untuk mengunjungi atau ingin belajar budidaya ikan di BPBAT Sungai Gelam?
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.