Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah

TRIBUNNEWS.COM - Rumah bergaya Belanda di Perumahan Medan Resort City (Merci) di Jalan Karya Jaya, Medan, Sumatera Utara jadi rumah serfie masyarakat.

Masih berupa bangunan rumah contoh officer marketing, pengunjung yang datang mencapai 500 perhari sejak dibuka pekan lalu.

Pengunjung tampak mengantri di depan post masuk perumahan.

Pengunjung sedang selfie di depan Rumah Merci yang didesain dengan rumah-rumah bernuansa Eropa. (TRIBUN MEDAN/ SILFA HUMAIRAH)

Pasalnya, antrian yang masuk cukup panjang dan tidak diperbolehkan semuanya masuk untuk berfoto, kecuali yang sudah memiliki surat izin masuk yang didapat dengan mengisi data di akun media sosial Medan Resort City.

Awalnya, pengunjung yang ingin melihat diperbolehkan masuk ke kawasan rumah hingga dalam rumah untuk melihat furniture rumah yang juga bergaya Belanda dan Eropa.

Namun, belakangan banyak kerusakan barang-barang yang membuat pihak Mercy melarang pengunjung masuk tanpa mengisi formulir atau kepentingan.

Tantri Tan, marketing, menuturkan sebelumnya pengunjung boleh masuk beramai-ramai ke kawasan perumahan. Tapi sejak ada insiden kerusakan properti, pengunjung harus mengantri di depan post dan masuk satu persatu.

"Pengunjung yang masuk pun tentunya yang sudah mengisi data atau surat izin masuk yang bisa didapat dengan menghubungi kami di media sosial Medan Resort City," katanya.

Menurutnya, antusias masyarakat untuk berfoto dimulai saat opening office marketing di rumah contoh tersebut. Mengundang ratusan fotografer yang terdiri dari komunitas fotografer pemula dan fotografer fropesional serta beberapa pemotretan model ternyata jitu membuat media sosial gempar dan berbondong-bondong kemari.

Kandang ternak sapi perah ini sengaja dihadirkan di komplek Perumahan Merci di Medan biar nuansanya benar-benar mirip gaya Belanda atau Eropa (TRIBUN MEDAN/ SILFA HUMAIRAH)

Hari pertama hingga ketiga bisa mencapai 300-500 orang, membludak masuk semua hingga ada barang yang rusak. Belum lagi rumput dipijak serta lantai yang kotor. Kenyamanan berfoto pun tidak ada lagi karena tiap sudut rumah ada orang berfoto.

"Jadi kebijakan surat izin masuk tersebut selain mencegah adanya kerumunan yang membuat barang jatuh atau rusak tapi juga untuk memberikan kenyamanan pengunjung berfoto dengan latar rumah hanya dia sendiri sebagai modelnya, leluasalah. Hari biasa bisa mencapai 300 pengunjung khususnya di jam 16.00 ke atas hingga menjelang sunset paling ramai. Sedangkan hari Minggu atau tanggal merah bisa 500 pengunjung," katanya.

Ragil, pengunjung menuturkan sudah datang sejak pukul 11.00 dan baru diizinkan masuk pukul 13.00 setelah melewati antrian yang cukup panjang di pintu post.

"Antrinya gila panjang dan ramai, padahal siang. Ga tau lagi kayak mana ramainya nanti kalau sore. Saya mau foto pakai kamera XLR lah difotoin sama teman, sayang pakai kamera karena udah antri gini hasilnya jelek kan sayang," katanya.

Ia menuturkan mengetahui keberadaan rumah selfie tersebut melalui media sosial instagram. Foto selfie netizen berfoto di depan rumah tersebut sedang happening.

"Mulai dari model fropesional hingga alay-alay fotonya bagus, jadi saya juga tertarik untuk dokumentasi foto aja," tambahnya.