Goa Batu Rijal: Mulai Medan Ekstrem hingga Cerita tentang Penduduk yang Tewas di Dalamnya
"Meninggal karena apa masih simpang siur, intinya nama goa dinamakan nama penduduk yang meninggal tersebut."
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Medan/Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Wisata goa, selalu memberikan sensasi berbeda yang membuat adrenalin terpacu.
Mulai dari tantangan berada di ruangan gelap gulita dengan resiko didekat binatang melata.
Hingga melewati dinding goa yang sempit dan terjal.
Batu dalam Goa Batu Rijal yang berbentuk unim. (Tribun Medan/Silfa)
Saat memasuki Goa Batu Rijal, medan pertama yang dilewati cukup ekstrem, yakni harus turun dari mulut goa menggunakan pegangan tali karena cukup curam.
Kemudian melewati akses yang sempit, hingga untuk ukuran manusia yang gemuk harus berjalan menyamping.
Tapi itu tidak lama, karena setelah melewati dinding goa yang sempit hanya beberapa meter, pemandangan goa dengan batu stalagtit dan stalagmit di ukuran goa yang cukup lapang akan membuat anda lega.
Tidak perlu takut, wisatawan bisa leluasa bergerak dan berfoto.
Walaupun tidak ada cahaya sedikit pun, tapi penerang sudah membuat anda tampak sekeliling goa dan tidak perlu takut akan binatang karena akan dihadang dan dilindungi pemandu.
Sari, pemandu, menuturkan dalam goa sejatinya selalu ada binatang yang bersembunyi, tapi tergantung kondisi dan kedalaman goa.
Kalau goa Rizal hanya sekitar 500 meter, kebanyakan binatang seperti jangkrik dan kelelawar yang jadi penguni.
Goa Batu Rijal. (Tribun Medan/Silfa)
"Goa Batu Rijal juga punya keunikan, yakni tampak berkilau dengan bintik-bintik putih terang. Bahkan, kilauan bintik-bintik putih terang bebatuan itu bak berlian. Diprediksi usia goa sudah berusia ribuan tahun hingga memiliki batu stalagtit dan stalagmit yang besar, tinggi, dengan bentuk beragam," katanya.
Menurutnya, jika pengunjung takut kegelapan dan mudah sesak sebaiknya tidak ikut masuk dalam goa.
Karena, selain tidak ada cahaya yang masuk, ukuran goa berubah-ubah.