Goa Batu Payung nan Unik di Bahorok, Aksesnya Mudah, Hanya Berjarak 25 Menit dari Penginapan
Goa Batu Payung memiliki keunikan bongkahan batu yang berserakan di tanah sekitar 2 hektare.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribun Medan/Silfa Humairah
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tidak mau berlelahan jauh tracking ke tengah hutan rimba, tapi ingin mencoba wisata goa yang digandrungi para traveller? Datanglah ke Goa Batu Payung Desa Imbang Jaya, Bahorok, Sumatera Utara.
Anda dijamin tidak akan buat anda menyesal.
Goa Batu Payung. (Tribun Medan/Silfa)
Anda hanya butuh waktu 25 menit berjalan kaki atau trackking dari gerbang penginapan Batu Kapal Family.
Jaraknya cukup dekat dibanding goa lainnya seperti goa air dan goa batu Rijal yang membutuhkan waktu 2-3 jam trackking dari penginapan Batu Kapal Family.
Tidak bisa menggunakan sepeda motor karena aksesnya yang sempit dan masih rimbun semak belukar.
Kelebihannya? Tidak bisa diragukan, dari namanya saja sudah bisa diterka bentuk batunya seperti payung sehingga membuat pengunjung takjub.
Perlengkapan yang dibawa pun tidak perlu terlalu banyak, karena penyusuran ke dalam perut bumi yang gelap gulita serta panjang tidak diperbolehkan jika tidak berpengalaman.
Sebab, selain sempit, binatang melatanya cukup banyak karena masih di kawasan hutan rimba yang jarang dilewati.
Goa Batu Payung. (Tribun Medan/Silfa)
Jika memaksakan turun ke dalam goa, cukup membuang energi karena keindahan dan keunikan Goa Batu Payung terletak pada dinding luar.
Sedangkan goa dalam atau perut buminya terlalu sempit dan tidak panjang, jadi percuma masuk hanya untuk bersesakan.
Goa Batu Payung memiliki keunikan bongkahan batu yang berserakan di tanah sekitar 2 hektare.
Mulai batu yang besar hingga bongkahan kecil dan batu bewarna hijau akan membuat anda banyak angle dan sudut foto yang bisa diambil.
Ada juga batu yang berbentuk lorong yang bisa anda masuk untuk merasakan sensasi di dalam goa.
Ian, pemandu menuturkan, Goa Batu Payung masih jarang dikunjungi sehingga akses ke sana sangat banyak semak belukar yang harus ditebang.
"Goa Batu Payung berada di kawasan ladang atau tanah penduduk yang kebetulan punya abang saya. Kalau wisatawan yang datang biasanya harus izin dulu dengan pemilik atau minimal menggunakan jasa pemandu penduduk yang kenal dengan pemilik," jelasnya.
Menurutnya, Goa Batu Payung memiliki keunikan pada batunya yang besar dan mengerucut dari besar di atas dan kecil di bawah.
Anda bisa berteduh dari panas dan hujan di bawahnya.
"Tapi kalau untuk menjelajah ke dalam perut bumi atau dalam goa tidak direkomendasikan karena sangat sempit dan berkelok sehingga kebanyakan harus turun menggunakan tali atau merayap pada batu goa," tambahnya.
Muhammad Sahbany, wisatawan menuturkan, eksplore wisata alamnya sangat memuaskan karena kawasan hutannya masih rimba dan dihuni binatang monyet hingga orang utan.
"Kalau orang utan atau monyet kawasan Bukit Lawang sudah jinak, lihat pendatang langsung mendekat minta makan. Kalau di sini ya orang utan dan monyetnya cuek aja kalau ada pendatang, jadi tidak perlu bawa makanan pun puas memandangi monyet tanpa harus takut dikejar atau dikerumuni," tambahnya.