Inilah Perbedaan Ceng Beng dengan Imlek, Dua Tradisi Besar Milik Masyarakat Tionghoa
Ceng Beng dan Imlek merupakan sama-sama tradisi yang dirayakan etnis Tionghoa. Apa perbedaannya?
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALPINANG - Ceng Beng dan Imlek merupakan sama-sama tradisi yang dirayakan etnis Tionghoa.
Baik Ceng Beng maupun Imlek, juga sama-sama dirayakan setiap tahun sekali.
Namun, daya tarik Ceng Beng jelas berbeda bila dibandingkan Imlek.
Sejumah etnis tionghoa mempertunjunkan atraksi barongsai saat perayaan Cap Go Meh di Jalan Sudirman, Kota Bandung, Sabtu (5/3/2016). (Tribun Jabar/Bukbis Candra
"Ceng Beng adalah tradisi religius, sementara Imlek tidak. Dalam kepercayaan masyarakat China sejak zaman dahulu, sudah ada tradisi untuk menghormati arwah leluhur. Salah satunya dengan sembahyang di makam leluhur seperti proses Chengbeng yang bisa kita saksikan saat ini," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Akhmad Elvian, kepada Kompas.com, Senin (4/4/2016).
Melalui Ceng Beng, ikatan emosional dalam keluarga lebih cepat terbangun.
Karena memang Ceng Beng khusus untuk "berkomunikasi kembali" dengan arwah para leluhur.
Dengan adanya tradisi Ceng Beng ini pula, etnis Tionghoa sangat menjaga keberadaan makam keluarga.
Menurut Akhmad Elvian, di Kota Pangkalpinang, banyak terdapat makam yang sudah berumur ratusan tahun.
Makam-makam tersebut sebagian sudah ada yang masuk cagar budaya dan beberapa makam lainnya dirawat secara pribadi turun-temurun.
Sementara Imlek, kata Akhmad Elvian, hanya sebatas perayaan pergantian tahun yang bisa dimaknai juga sebagai pergantian musim.
Warga keturunan Tionghoa melakukan ritual sembahyang di depan makam pada perayaan tradisi Ceng Beng di Pemakaman warga cina Sentosa, Semabung Pangkalpinang, Kamis (4/4/2016). (Bangka Pos/Resha)
Etnis Tionghoa pada setiap tahun baru Imlek berharap adanya kehidupan yang lebih baik dibanding waktu sebelumnya.
"Yang satu ibadah sembahyang leluhur yang satunya lagi perayaan pergantian kalender sama dengan tahun baru masehi, acara perayaan hanya untuk menandai pergantian tanggal saja," papar Akhmad Elvian yang mengaku sedang melakukan penelitian jejak-jejak etnis Tionghoa di Pulau Bangka.
Kompas.com/Heru Dahnur