Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Memandang Orang-orang Mandi di Sungai dari Atas Jembatan Kayu 15 Meter di Bahorok

Dari atas jembatan kayu sepanjang 15 meter ini, wisatawan dapat memandang keindahan pemandian Batu Mandi di Bahorok, Sumut.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Memandang Orang-orang Mandi di Sungai dari Atas Jembatan Kayu 15 Meter di Bahorok
TRIBUN MEDAN/ SILFA HUMAIRAH
Dari atas jembatan kayu sepanjang 15 meter ini, wisatawan dapat memandang keindahan pemandian Batu Mandi di Bahorok, Sumut. (TRIBUN MEDAN/ SILFA HUMAIRAH) 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Silfa Humairah

TRIBUNNEWS.COM - Jembatan sepanjang 15 meter yang terbuat dari kayu menjadi penarik Pemandian Batu Mandi, Bukit Lawang, Bahorok, Sumatera Utara yang membuat wisatawan memilih mandi atau bersantai sekitar jembatan.

Pemandangan sekitar jembatan memang paling rimbun dan asri dibanding area aliran Batu Mandi lainnya. Pepohonan tampak memayungi tempat duduk atau tempat bersantai wisatawan saat memakan bekal.

Tidak sedikit juga wisatawan yang duduk-duduk sekadar mengobrol dan menunggu senja.

Wisatawan di pemandian tersebut memang tidak terlalu ramai seperti Sungai Bahorok, Bukit Lawang. Tapi kejernihannya memantulkan warna kehijaun yang tentu kini jarang didapat dari aliran Sungai Bahorok.

Begitu pula penginapan, hanya beberapa penginapan dan warung yang berada di sekitar Batu Mandi. Tapi, bagi wisatawan yang tidak suka keramaian dan ingin eksclusif merasakan pemandangan alam dan kejernihan air sungai, Batu Mandi menjadi destinasi tepat.


Dari atas jembatan kayu sepanjang 15 meter ini, wisatawan dapat memandang keindahan pemandian Batu Mandi di Bahorok, Sumut. (TRIBUN MEDAN/ SILFA HUMAIRAH)

Julianti, menuturkan pemandangan alamnya masih sangat asri dan alami. Tempat duduk untuk bersantai juga cukup nyaman.

BERITA TERKAIT

"Dengan menginap di sekitar Batu Mandi, kita bisa sepuasnya mandi kapanpun kita maul, sepuasnya pula memandangi alamnya dan berfoto ria tanpa ada keramaian," katanya.

Untuk mencapai lokasi objek wisata trsebut wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Medan atau Bandara Internasional Kuala Namu dengan menggunakan Bus Damri sampai Terminal Pinang Baris. Lalu, dilanjutkan dengan Bus Pembangunan Semesta yang ukuran kecil dengan membayar Rp 25.000 untuk sampai di Bukit Lawang.

Atau sekitar 3-4 jam mengendarai sepeda motor.

Untuk diketahui, kini akses menuju Bukit Lawang sudah tidak sesulit beberapa tahun lalu. Belakangan, jalan sepanjang 50 kilometer menuju TNGL yang sebelumnya banyal jalan rusak berlubang kini sudah diaspal.

Hanya sekitar 7,5 kilometer jalan bebatuan untuk masuk ke kawasan Bukit Lawang yang belum diaspal.



Penduduk mandi di aliran Pemandian Sungai Batu Mandi. (TRIBUN MEDAN/ SILFA HUMAIRAH)

Sesampainya di sana, traveler harus  registrasi di Visitor Centre. Setelah itu, barulah dapat melakukan check in untuk akomodasi atau mendapatkan jasa pemandu atau jika sudah tahu langsung ke tujuan yang anda inginkan.

Jika tertarik ada banyak goa sekitar sungai yang juga bisa anda jelajahi. Anda Goa Batu Payung, Batu Kapal, Goa Gong dan Goa Kampret. Anda bisa masuk ke gerbang Batu Kapal Family dan meminta jasa panduan dengan penduduk sekitar atau pemandu yang sudah menyambut anda di pintu masuk Batu kapal sekitar 30 menit dari gerbang Bukit Lawang.

Biaya pemandu biasanya Rp 20-Rp r0 ribu perorang tergantung jumlah rombongan, makin banyak jumlah rombongan maka biaya jasa pemandu makin murah perorangnya.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas