Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pisang Bakar Aneka Taburan Topping Khas Semarang Seperti Ini Makin Susah Dicari

Pisang bakar aneka taburan topping khas Semarang seperti ini makin sudah dicari.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Pisang Bakar Aneka Taburan Topping Khas Semarang Seperti Ini Makin Susah Dicari
Kompas.com/ Muhammad Irzal
Pisang plenet pak Tuko yang tersembunyi di kawasan Pasar Malam Semawis, Pecinan, Semarang. (Kompas.com/ Muhammad Irzal ) 

TRIBUNNEWS.COM -  Kuliner merupakan salah satu tujuan orang bepergian ke suatu kota, salah satunya Semarang.

Selain kuliner tersohornya seperti lumpia, tahu gimbal, dan bandeng presto, Semarang memiliki olahan pisang bakar yang unik.

Sebutannya Pisang Plenet, dalam istilah orang Jawa sendiri, plenet adalah menekan sesuatu hingga pipih. Maka sudah terbayang pisang plenet merupakan pisang yang berbentuk pipih.

Pisang bakar identik dengan kuliner “street food” yang bisa Anda temui di pinggir jalan yang menyajikan kuliner malam.

Meski begitu pisang plenet khas Semarang ini sudah sulit ditemui di Semarang. Jika ditelusuri hanya tinggal beberapa saja yang bertahan dan menjadi incaran para penikmat kuliner.


Pisang plenet khas Semarang ini sudah sulit ditemui di Semarang. Jika ditelusuri hanya tinggal beberapa saja yang bertahan, dan menjadi incaran para penikmat kuliner.  (Kompas.com/ M. Irzal )

Anda bisa menemukan kuliner legendaris ini di tiga tempat Semarang, Jalan Pemuda barisan ruko Mall Sri Ratu, Jalan Gajah Mada, dan kawasan kuliner Pasar Semawis.

KompasTravel pun menyambangi salah satu tempat pisang plenet yang tersohor di Semarang, yaitu kawasan jajanan Pasar Malam Semawis di Pecinan Semarang, pisang plenet di sini telah ada sejak tahun 1960.

Berita Rekomendasi

Pisang plenet Pak Tuko berada di jejeran tenda kuliner Semawis. Pisang plenet ini dijajakan masih dengan menggunakan gerobak tradisional, lengkap dengan tungku pembakaran arang. Asap pisang yang mengepul ke jalanan seperti mengajak para pejalan kaki untuk mampir ke gerobak tersebut.

Kini pisang plenet Pak Tuko dikelola oleh generasi ketiga atau para cucu dari Pak Tuko, sang pelopornya. Tris Sugianto, salah satunya, mengatakan bahwa kakeknya dahulu merupakan pelopor kuliner tersebut yang kini jadi salah satu kuliner khas Semarang.

Ia menggunakan pisang kepok jawa sebagai bahan baku utama pisangnya. Pisang kepok jenis tersebut menurutnya mempunyai tekstur yang kuat, tidak mudah hancur ketika dibakar dan dipipihkan, serta mempunyai daya tahan yang kuat dan rasa manis yang pas.

“Pisang kepoknya harus yang di Jawa, karena kesat setelah dibakar dengan benar, manisnya pas dan tidak hancur kalau di-plenet,” ujar Tris Sugianto kepada KompasTravel, Minggu (10/4/2016).

Pisang tersebut dikupas dan dibakar di atas tungku arang dengan panas sedang. Setelah terlihat layu, pisang diangkat dan ditekan menggunakan dua papan tipis. Bagian dalamnya yang lunak akan melebar. Setalah itu diolesi margarin kemudian dibakar kembali hingga matang merata.

Setelah terlihat menguning dan gosong di beberapa bagian, pisang tersebut diangkat, kembali diolesi margarin dan diberi isian. Anda bisa memilih rasa cokelat, kacang, keju, selai nanas, dan tepung gula, ataupun kombinasinya.

Setelah itu kembali ditutup atasnya oleh pisang piph sehingga sepertisandwich. Kembali atasnya diberi topping yang sama dengan isian. Pisang plenet pun siap dihidangkan.

KompasTravel pun mencoba varian rasa kombinasi cokelat dan kacang. Ketika dicicipi, terasa tekstur yang kesat di luar namun legit di dalam. Tidak terlalu manis rasa pisangnya, tetapi pas jika dipadukan toppingyang sudah serba manis tersebut.

Tris mengatakan dalam satu hari ia bisa menghabiskan 15 sisir dengan jumlah pisang sekitar 20 buah tiap sisirnya.

Pasar Kuliner Malam Semawis tersebut hanya buka di akhir pekan, mulai pukul 18.00 hingga pukul 23.00 WIB. Namun dirinya mengatakan biasanya sudah habis pada pukul 22.00. 

Di tengah banyaknya jajanan kekinian di pasar tersebut, pisang plenet memang salah satu hidangan yang menawarkan cita rasa tradisional di sana. Selain berjualan di pasar tersebut, di hari kerja ia dan adik-adiknya berjualan di Jalan Pemuda, jejeran ruko Mall Sri Ratu.

Jika Anda tertarik mencicipinya, satu porsi pisang plenet dengan satu rasa hanya Rp 8.000, yang terdiri dari dua rangkap pisang tersebut. Jika ingin kombinasi topping, hanya perlu menambah hingga Rp 10.000. (Muhammad Irzal/ kompas.com )

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas