TRIBUNNEWS.COM - Berawal dari keinginan berlibur namun tak ingin merasa terganggu dengan kebisingan dan keramaian para wisatawan yang lain menjadi alasan kuat dari Dea Amelia (25), mahasiswa Universitas Bhayangkara ini.

 Dia memilih Yogyakarta sebagai tempat untuk berlibur bersama dengan temannya, Wisda, Yunico, Ferna, Haqy, dan Dewi.

Meskipun baginya Jogja merupakan kota yang sudah sering ia kunjungi namun kali ini ulah dari Wisda yang asal Jogja bercerita pengalamannya mengunjungi Pantai Ngetun, Wisda mengaku jika pantai ini masih sepi dari wisatawan lokal maupun asing.

Berbekal dari cerita itu maka berangkatlah Deato (sapaannya) ke sana, namun ada yang berbeda dengan liburannya kali ini, ia ingin berwisata dengan cara backpaker atau tidak terlalu banyak membawa perbekalan.

Jalan menuju Pantai Ngetun di Jogja.

Deato dan teman-teman berangkat dari Surabaya pukul 13.00 WIB menggunakan kereta api dari Stasiun Gubeng Surabaya menuju Yogyakarta.

Perjalanan ditempuhnya selama kurang lebih delapan jam, tepat pukul 20.00 WIB mereka tiba di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta.

Sesampainya di sana mahasiswi Ilmu Komunikasi ini lantas menyewa motor untuk dipergunakan selama berlibur di sana.

Motor sewaan sudah didapat, rasa lelah dan kantuk mereka rasakan dan memutuskan untuk tidak langsung melipir di sekitaran kota Jogja.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini memutuskan untuk beristirahat selama satu malam di kediaman Wisda yang berada di daerah Wonosari Gunung Kidul.

Setelah dirasanya badan segar kembali ia dan teman-teman memulai petualangannya mengeskplor Gunung Kidul Yogyakarta.

 “Tema-nya ini saya ke Jogja ingin berkeliling di Gunung Kidul katanya pantainya bagus-bagus,” ujar gadis 60 kilogram ini.

Perjalanan dari Wonosari ke arah selatan untuk menuju Pantai Ngetun atau didaerah pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, perjalanan mereka tempu selama tiga jam dengan melewati medan yang terjal dan berbukit, “ketika itu berangkat siang pukul 13.00 WIB,” celetuk pengusaha tas ini.

Pantai Ngetun yang eksotis.

Beruntung selama perjalanan berlangsung cuaca mendukung, karena mendung menemani mereka selama perjalanan itu.

Selama perjalanan menggunakan sepeda motor mereka disuguhi dengan bentang geografis alam Gunung Kidul yang berupa perbukitan kapur, pemandangan yang luar biasa indah bagi pemilik tinggi 155 centimeter ini.