Gowes Melintasi Jembatan Gantung, Masuk Hutan, Bukit, Danau, Perkampungan dan Persawahan
Ini asyinya gowes di pedalaman Kalimantan Selatan, menyusuri perkampungan, persawahan, hutan-hutan, danau, sungai hingga perbukitan.
Editor: Agung Budi Santoso
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Bersepeda atau gowes bagi sebagian kalangan adalah aktivitas yang menyenangkan.
Kendati lelah, namun bisa memberikan kepuasan tersendiri.
Menyehatkan dan bisa sekalian jalan-jalan melihat keindahan alam, menjadi alasan utama mereka.
Kalimantan Selatan memiliki banyak pesona alam yang bisa dinikmati, terutama di daerah pedalamannya.
Menyusuri sawah-sawah, hutan hingga perbukitannya menjadi sebuah kesenangan tersendiri bagi mereka yang senang menjelajah alam dengan bersepeda.
Apalagi jika cuaca sedang cerah.
Amelia Anggraini dan teman-temannya sering menjelajahi alam Kalimantan Selatan dengan sepeda kesayangan mereka.
Asyiknya gowes (bersepeda) di pedalaman, menyusuri perkampungan, persawahan, hutan-hutan, danau, sungai hingga perbukitan di Kalimantan Selatan. (Amelia Anggraini)
Perempuan yang akrab disapa Lia ini lebih senang bersepeda ke daerah pedalaman, menyusuri perkampungan, persawahan, hutan-hutan, danau, sungai hingga perbukitan.
“Mencari suasana berbeda aja dengan blusukan ke kampong-kampung. Supaya tidak bosan dengan suasana kota,” ujarnya.
Di Kalimantan Selatan, biasanya dia menelusuri pinggirannya Banjarmasin seperti di Basirih.
“Daerah-daerah seperti Pematang dan Tamban juga pernah. Selain itu paling sering di Pelaihari,” ungkapnya.
Selain bisa menikmati keindahan alam pedesaan, dia jadi lebih mengetahui seluk beluk perkampungan di Kalimantan Selatan.
Tak jarang, jika ada daerah-daerah yang menurutnya berpemandangan bagus, akan diabadikannya dalam foto dan dibagikannya ke akun media sosialnya.
Menurutnya, bersepeda di Kalimantan Selatan tergolong aman, walau harus melewati daerah-daerah yang lebat seperti hutan.
“Yang jelas jangan sendirian. Lebih baik beramai-ramai, lebih seru. Kalau saya biasanya gowes minimal sama 10 orang teman,” ujarnya.
Berbagai daerah yang dikunjunginya memiliki jalur dan jalan yang berbeda-beda pula kondisinya.
Ada yang mudah dilalui, ada juga yang sulit dan menantang.
“Yang menantang itu pas gowes di Gunung Karandan di Pelaihari. Jalurnya benar-benar sulit, banyak tanjakan. Buat saya sebagai perempuan itu sangat melelahkan. Cuacanya pun sangat panas waktu itu. Tapi senang karena akhirnya bisa mencapai garis finish tanpa evakuasi. Itu luar biasa sekali buat saya,” katanya.
Asyiknya gowes (bersepeda) di pedalaman, menyusuri perkampungan, persawahan, hutan-hutan, danau, sungai hingga perbukitan di Kalimantan Selatan. (Amelia Anggraini).
Saat menaiki tanjakan, sepedanya sempat dituntunnya saja atau tidak dikendarainya.
Selama gowes, jika di dalam kota saja biasanya hanya butuh waktu sekitar satu jam atau dua jam.
Jika ke luar Kota Banjarmasin, biasanya sekitar setengah hari.
Selain di Kalimantan Selatan, dia juga pernah menjelajah perkampungan di luar itu dengan sepeda kesayangannya.
Dia pernah ke Kabupaten Kapuas dan Kota Palangkaraya di Kalimantan Tengah, Yogyakarta tepatnya ke Gunung Merapi dan Bali.
Pas di Yogyakarta, benar-benar nggak ngerti jalan dan kondisi alamnya. Terus di Palangkaraya cuma lewat jalan-jalan beraspal aja. Nah, yang ke Bali baru tuh lewat perkampungan, sawah-sawah, irigasi dan pantai. Off road 70K, benar-benar jalannya jauh banget keluar masuk perkampungan mulai dari jalan kampong sampai beraspal,” ungkapnya.
Soal gowes ini, dia mengaku tak memiliki agenda atau target khusus yang harus dicapainya.
Bagi yang senang gowes sembari menjelajah alam dan jaraknya jauh, berhubung itu kegiatan yang sangat melelahkan, maka dia menyarankan sebaiknya harus dalam kondisi fisik yang prima dan jangan begadang sebelumnya.
“Dan yang pasti, kalau rutenya jauh jangan mendadak perginya. Harus direncanakan dengan matang,” lanjutnya.
Apalagi jika gowesnya ke provinsi lain dan harus membawa sepeda dengan pesawat terbang, pastinya harus persiapan yang lebih matang lagi.
Sepeda harus dikemas dulu agar bisa dimasukkan di kargo pesawat.
“Packing sepeda bisa di counter sepeda. Di Banjarmasin ada, biasanya di Rodalink atau Adrenaline. Tarifnya sekali membungkus sepeda Rp 100 ribu,” katanya.
Asupan makanan dan minuman yang cukup juga wajib diperhatikan agar travelling sambal gowesnya lancar. (Yayu Fathilal)