Jenang di Pasar Lempuyangan Yogya Ini, Dulu Langganan Mantan Presiden Soeharto
"Dulu jika Pak Harto ke Yogyakarta dan berada di gedung agung, pasti ada orang suruhannya yang pesan jenang," ujarnya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Pagi itu, di tengah pasar Lempuyangan tampak seorang perempuan paruh baya tampak ramai dikerubiti orang.
Di hadapannya berjajar empat buah manci berukuran tanggung. Dengan cekatan dia menciduk isi setiap manci.

Jenang campur. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)
Perempuan tersebut adalah Gesti (50) penjual beragam jenis jenang di pasar tradisional Lempuyangan.
Bagi sebagian masyarakat Yogyakarta jenang pasar Lempuyangan ini sudah sangat terkenal karena kelezatannya.
"Dulu sejak saya belum lahir, Bude sudah jualan jenang. Kemudian diteruskan Ibu,dan sekarang saya yang jualan," ujar Gesti membuka cerita.
Terdapat beberapa jenis jenang khas Jawa yang dijual setiap harinya, yakni jenang sumsum putih, jenang sumsum manis, jenang mutiara, dan jenang candil.
Karena citarasanya banyak tokoh nasional yang menjadi pelanggan jenang ini.
Dikatakan Gesti, dulu presiden kedua Indonesia, Soeharto adalah satu diantara pelanggan jenang Lempuyangan ini.

Gesti saat melayani pembeli. (Tribun Jogja/Hamim)
"Dulu jika Pak Harto ke Yogyakarta dan berada di gedung agung, pasti ada orang suruhannya yang pesan jenang," ujarnya.
Tidak hanya sekali atau dua kali Presiden pada masa orde baru tersebut membeli jenang.
Jenang candil adalah jenis jenang yang sering dipesan Soeharto, selain itu ada juga jenang campur.
Karena hal ini banyak yang mengenal jenang Lempuyangan ini dengan sebutan Jenang Pak Harto.
Tidak hanya Soeharto, mantan Presiden Megawati juga cukup sering membeli panganan yang satu ini saat berada di Yogyakarta.