Tahu Cagar Dipotong Dadu Lalu Bertabur Potongan Cabe dan Siraman Garam Halus
Ini tahu crab, dipotong berukuran dadu ini dikombinasikan dengan garam dan potongan cabai.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Selain makanan berat dan aneka makanan pembuka (appetizer), Waroeng Lemong Fresh Seafood juga menawarkan hidangan camilan.
Dari puluhan camilan yang disajikan, Tahu Cagar dan Crunchy Crab adalah yang paling populer.
Khusus Tahu Cagar, kata Febiola, sebenarnya dikonsep dan diolah sederhana saja.
Di mana tahu yang dipotong berukuran dadu ini dikombinasikan dengan garam dan potongan cabai.
Tapi dalam hal peracikan dan bumbunya, tentu berbeda dari umumnya.
"Untuk pengolahannya, irisan tahu yang dikombinasikan dengan irisan cabai dan garam ini digoreng kering hingga memunculkan aroma gurih yang segar. Untuk harga per porsinya hanya Rp 8.000 dan bisa dikonsumsi hingga tiga orang," kata Febiola.
Es libu lemon semerbak lidah buaya sebagai pendamping makan lobster asam manis di Waroeng Lemong Fresh Seafood di kota Bandar Lampung (Tribun Lampung/ Perdiansyah)
Lain lagi dengan Crunchy Crab. Kudapan ini diolah dari daging bagian capit kepiting yang digoreng dengan tepung roti. Pada saat penyajian, seporsi Crunchy Crab sengaja dihidangkan bersama saos sambal sebagai cocolannya.
"Kalau rasanya identik gurih dan crunchy. Sedangkan harganya hanya Rp 15 ribu per porsi dengan enam buah Crunchy Crab. Pokoknya bagi penghobi nongkrong jangan sampai nggak nyicipin camilan ini," pungkasnya.
"Intinya seluruh seafood yang kami sajikan tetap disesuaikan dengan selera dan permintaan konsumen. Bisa dengan saos padang, saos tiram, asam manis, steam, olahan bakar, rebusan, dan sebagainya. Adapun jam operasional kami pukul 11.00-22.00 WIB setiap harinya. Info lengkap bisa menghubungi telepon 081373828131 atau IG lemong.freshseafood," tutupnya.
Waroeng Lemong Fresh Seafood sendiri merupakan tempat makan yang menawarkan konsep vintage tradisional ala pesisir pantai yang kental. Maka tak heran, nama "Lemong" yang meurjuk daerah pesisir pantai yang indah di wilayah Pesisir Barat Lampung seolah diboyong ke tempat nongkrong ini.
Begitu masuk ke tempat makan di Jalan DI Pandjaitan (depan SD Penabur), Gotong Royong, Bandar Lampung, pengunjung akan disambut bangunan bertema kayu. Di berbagai sudut dan dindingnya dipajang barang-barang antik seperti lukisan, gambar, aneka jam dinding, radio tua, alat-alat melaut ala nelayan tradisional, dan sejenisnya.
Tak hanya itu, kita juga bisa menyaksikan pajangan perahu sampan di pelataran pintu masuknya, jaring nelayan, pelampung ukuran besar, sepeda tua, motor klasik, dan beragam pernak-pernik pajangan yang menegaskan konsep klasiknya.
Pajangan bergaya retro di Waroeng Lemong Fresh Seafood di kota Bandar Lampung (Tribun Lampung/ Perdiansyah)
Meski begitu, nongkrong di tempat ini tetap tidak lepas dari beberapa fasilitas modern pendukungnya.
Febiola, owner sekaligus pengelola Waroeng Lemong Fresh Seafood, bahwa tempat kulinernya mengedepankan kenyamanan konsumen dengan beragam fasilitas kekinian.
Sebut saja WiFi gratis, live music setiap weekend, tempat parkir luas, dan aneka makanan modern.
"Sejujurnya tempat ini kami kreasikan berdasarkan hobi dan passion saya berdua suami terhadap barang-barang antik dan klasik. Selain unik, barang-barang yang dianggap tua itu tetap bernilai dan prestisius. Bertolak dari itu, kami merasa bahwa di Lampung belum ada tempat nongkrong yang serupa dengan ini," kata Febiola.
"Maksudnya adalah tempat makan yang menawarkan suasana vintage tradisional ala pesisir pantai Lampung. Soal urusan makanan pun demikian, di sini kuliner jagoan sekaligus identitas kami adalah aneka makanan seafood. Mulai dari lobster, ikan kerapu, simba, bawal, kakap, udang, cumi, kerang, dan makanan laut lainnya," sambung wanita berjilbab ini. (*)