Di Sini Bisa Rasakan Sensasi Menginap di Hutan Bersama Nafas Ratusan Orangutan
Penginapan berupa lodge dengan belasan kamar diperuntukkan bagi yang berminat khusus yang ingin melihat dari dekat aktivitas konservasi orangutan
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, KUTAI KARTANEGARA - Anda tipe traveler yang gemar menjelajahi destinasi wisata minat khusus? Tawaran menarik satu ini rasanya tak boleh Anda lewatkan.
Jika Anda ingin merasakan sensasi menginap di tengah hutan dan ingin merasakan nafas kehidupan ratusan orangutan yang sebenar-benarnya, datangkan ke Samboja di Kutai Kartanegara.
Di sini, Anda bisa menyambangi Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS), sebuah lembaga nirlaba yang sejak 2007 aktif melakukan konservasi ratusan ekor orangutan yang selama ini hidupnya terancam punah oleh aktivitas masif perambahan dan pembakaran hutan.
Nah, Yayasan BOS ini selain melakukan usaha konservasi, juga menerima kehadiran wisatawan minat khusus yang ingin melihat dari dekat aktivitas konservasi orangutan di sana.
Yayasan ini sejak 2012 mendirikan sebuah bangunan penginapan berupa lodge dengan belasan kamar, untuk menampung minat wisatawan yang datang ke sini.
Samboja Lodge berjarak sekitar 41 km dari Bandara Sepinggan, Balikpapan, atau bisa ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan mobil sekitar 1 jam 15 menit.
Lodge ini terletak di dalam area konservasi. Area konservasi seluas ribuan kilometer persegi ini awalnya adalah lahan ilalang yang nyaris tak terurus yang kemudian dibeli oleh yayasan ini dari tangan warga Samboja, dan kemudian ditanami dengan aneka vegetasi khas hutan hujan (rainforest).
Kini area ini sudah menyerupai hutan dengan tingkat vegetasi cukup lebat, meski belum terlalu rapat.
Samboja Lodge menawarkan suasana menginap yang unik di tengah hutan.
Arsitektur bangunannya yang terdiri dari 3 lantai dirancang sangat unik, dan mengadopsi arsitektur khas Kalimantan.
Menurut drh Agus Irwanto, Project Manager Yayasan BOS, Samboja Lodge menggunakan material daur ulang untuk bahan bangunannya, baik interior maupun eksterior.
Beberapa bagian bangunan lodge in menampilkan kerajinan yang dihasilkan masyarakat Dayak, suku asli Kalimantan.
Setiap kamar dilengkapi dengan pendingin udara, kamar mandi shower, toilet duduk, wastafel, serta balkon personal yang langsung menghadap ke hutan.