Di Jawa Tumpeng, Kalau di Bali Nasi Bukit, Isinya Macam-macam Sayur dan Lauk
Kalau di Jawa tumpeng, di Bali lebih dikenala kuliner nasi bukit dengan segala sayur dan lauk-pauknya.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Berada di kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Jalan Raya Uluwatu, Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Jendela Bali The Panoramic Resto menjadi satu di antara pelengkap kawasan tersebut.
Jendela Bali The Panoramic Resto yang buka pukul 10.00-22.00 dan memiliki kapasitas hingga 500 orang ini mengusung konsep fun dining restaurant dengan panorama yang indah.
Letaknya yang berada 300 meter di atas permukaan laut, pengunjung bisa melihat pemandangan dua sisi laut yang mengapit Pulau Bali.
Yaitu Pantai Jimbaran dan Pantai Kuta di sisi barat, dan Tanjung Benoa dan Pantai Sanur di sisi timur.
Food & Beverage Department Head, Boy Budi Hardjono mengatakan, selain melayani walk in guest per orangan, Jendela Bali juga mengakomodasi private reservation, seperti weeding, gathering, dan lainnya yang bisa diakomodasi dalam bentuk tatanan menu dan service yang berbeda.
“Kami juga memiliki Beranda Restaurant yang lebih ke menu buffet dan all you can eat. Dengan harga yang terjangkau,” ujar pria yang biasa disapa Boy ini.
Iga bakar.
Menu di Jendela Bali The Panoramic Restaurant mengarah ke authentic Balinese cuisine.
Yakni Nasi Bukit, Bebek Crispy, dan Iga Bakar.
Tiga menu ini merupakan signature dish sekaligus favorit.
“Yang spesial di sini terutama Nasi Bukit dan favorit sekali di Jendela Bali. Nasi Bukit kombinasi menu Balinese dengan Indonesia,” kata Head Chef Jendela Bali I Wayan Sulastra.
Tampilan Nasi Bukit selintas seperti Nasi Campur Bali, karena dengan banyak isian lauk dan sayur.
Ada tujuh isian di satu porsi Nasi Bukit, di antaranya nasi dibentuk seperti mini tumpeng, sayur urap, telor dadar yang digulung, daging sapi suwir bumbu kari ayam, sate lilit yang disajikan berdiri, ikan kakap bakar, dan sambal bawang.
Seporsi Nasi Bukit yang bikin perut kenyang ini dibanderol Rp 70 ribu.
Sedangkan untuk Bebek Crispy juga sangat renyah dan dagingnya begitu empuk.
Bumbunya meresap sampai ke dalam dagingnya.
Untuk Iga Bakar, Chef Sulastra menggunakan daging sapi lokal yang didiamkan selama 3 jam agar bumbu meresap dan membuat daging jadi empuk, sebelum disajikan.
Chef Sulastra juga memberikan rekomendasi Bebek Trilogy.
Ada bebek betutu, crispy, dan bakar.
Selain itu juga sajian pizza dengan topping Balinese, yang menggunakan ayam dan bumbu Bali.
Untuk minuman, Virgin Mojito dan Jungle Punch bisa menjadi pilihan.
Pada malam hari, menikmati sajian di Jendela Bali terasa romantis karena hamparan pemandangan di sekitar yang dihiasi lampu-lampu.
Tari Legong Setiap Selasa dan Kamis Malam
Khusus setiap Selasa dan Kamis malam, Jendela Bali memiliki special event.
Yaitu penampilan Tari Legong. Penampilan tari ini mulai pukul 19.30-20.30.
"Selain bisa menikmati makan malam yang romantis, tamu juga akan ditemani Tari legong selama sekitar satu jam," ujar Food & Beverage Department Head, Boy Budi Hardjono.
Boy memilih Tari Legong karena merupakan tarian tradisional Bali yang begitu disukai wisatawan lokal dan mancanegara.
"Gerakan tarinya kan luwes, banyak wisatawan yang suka melihat tariannya. Kalau ada tari, banyak wisatawan yang datang dan mengabadikan. Apalagi ditambah suasana makan malam yang romantis," katanya. (*)
Info Harga :
Makanan
Nasi Bukit Jendela Bali Rp 70.000
Bebek Goreng Crispy Rp 90.000
Iga Bakar Sapi Rp 85.000
Bebek Betutu Rp 90.000
Bebek Bakar Rp 90.000
Ayam Bakar Bumbu Bali Rp 65.000
Ikan Bakar Sambal Matah Rp 65.000
Balinese Pizza Rp 70.000
Pestacora Rp 65.000
Fudge Coklat Rp 45.000
Pisang Goreng Rp 35.000
Pai Apel Rp 40.000
Minuman
Soft Drink Rp 25.000
Mineral Water Equil Natural Rp 20.000
Mineral Water Equil Sparkling Rp 22.000
Jungle Punch Rp 40.000
Virgin Mojito Rp 40.000
Seasonal Fresh Juices Rp 35.000