Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Turbulensi Etihad Airways, Pengingat Pentingnya Sabuk Pengaman

Kasus turbulensi maskapai Etihad Airways yang mengakibatkan sejumlah luka-luka mengingatkan pentingnya sabuk pengaman.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Kasus Turbulensi Etihad Airways, Pengingat Pentingnya Sabuk Pengaman
Instagram
Etihad Airways 

TRIBUNNEWS.COM -  Moda transportasi apa pun yang digunakan tetap beresiko mengalami kecelakaan akibat hal-hal yang terduga. Tak terkecuali dengan pesawat terbang yang mengalami turbulensi akibat badai, mendekati daerah pegunungan, dan terkena jet stream.

Namun selalu ada cara untuk mengurangi resiko terguncang akibat turbulensi.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo menekankan bahwa penggunaan sabuk pengaman (seat belt) adalah hal yang utama dalam menggunakan moda transportasi pesawat.

"Kalau saya terbang selama ini, kalau tidak ke toilet selalu pasang seat belt. Turbulensi selalu bisa terjadi kapan saja. Kalau kita pake seat belt saat terjadi guncangan, kita akan tertahan di kursi," kata Dudi saat dihubungi KompasTravel, Jumat (6/5/2016) sore.

Dudi memberi contoh saat pesawat yang ia tumpangi mengalami anjlok hingga mencapai 2.000 kaki. Saat itu, ia serta penumpang lain masih menggunakan sabuk pengamanan dan tak mengalami cidera.

"Sulitnya adalah kalau pesawat sudah terbang, banyak penumpang yang membuka seat belt. Biasanya pramugari tetap menyarankan tetap pakai seat belt. Ikuti saja instruksinya," jelasnya.

Kondisi dalam kabin pesawat Etihad Airways EY 474 Abu Dabhi-Jakarta yang mengalami turbulensi di udara, 30 menit sebelum mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (4/5/2016).  (Andri Donald)
BERITA REKOMENDASI

Dudi juga menyarankan kepada penumpang pesawat terbang agar selalu menggunakan sabuk pengaman walaupun sedang tidur.

Hal itu berfungsi untuk mencegah terbentur bagian pesawat jika terjadi guncangan mendadak saat tidur.

"Supaya nyaman, seat belt-nya bisa disesuaikan kekencangannya. Itu meminimalisasi resiko cedera. Turbulensi itu gak bisa diprediksi," ungkap Dudi.

Kasus penumpang yang cedera akibat turbulensi adalah ketika pesawat Etihad Airways dengan nomor penerbangan EY 474 dengan rute Abu Dhabi-Jakarta mengalami turbulensi kemarin, Rabu (4/5/2016). 

Etihad menyebut 31 penumpang dan awak kabin terluka akibat turbulensi yang terjadi 45 menit sebelum mendarat di Bandara Soekarno-Hatta tersebut.


Penumpang yang sebagian besar jemaah umrah saat itu baru selesai makan dan banyak yang akan melakukan shalat maupun pergi ke toilet. Kebanyakan dari mereka sedang tidak mengenakan sabuk pengaman. (Wahyu Adityo/ Kompas.com )

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas