Begini Eksotisnya Perbukitan Hijau di Kabupaten Banjar Dipandang Dari Taman Hutan Raya Sultan Adam
Inilah eksotisnya hamparan perbukitan hijau di atas puncak Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam di Kabupaten Banjar.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA - Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam sejak lama menjadi destinasi wisata di Kalimantan Selatan.
Area hutan dan perbukitan tersebut terletak di Jalan Ir Pangeran Mohammad Noor, Desa Mandiangin Timur, Kecamatan Karang Intan, Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Banyak bukit mengelilingi wilayah tersebut dan pepohonan yang tumbuh di sana, membuat suasananya rindang.
Ini daerah perbukitan, udaranya pun sejuk dan berangin.
Di puncaknya, pengunjung bisa menikmati pemandangan perbukitan dan danau yang berada di sekitar Tahura Sultan Adam.
Saat memasukinya, pengunjung akan disuguhi jejeran pepohonan rindang dan lebat.
Jalannya kecil, namun cukup saja untuk mobil dan sepeda motor berpapasan.
Di awal jalan dekat pintu gerbangnya, jalannya rusak namun tak panjang, selanjutnya mulus beraspal.
Di tepi jalannya, sesekali ada rumah-rumah warga desa setempat.
Saat memasuki wilayah Tahura, ada pos retribusi pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk Rp 10 ribu.
Menuju ke puncaknya, dari pos retribusi harus naik lagi ke atas sekitar 30 menit berkendara.
Bisa juga dengan berjalan kaki atau sepeda, tentunya dengan waktu tempuh yang lebih lama lagi.
Jalannya berkelok-kelok dengan pemandangan perbukitan hijau di sepanjang perjalanan.
Berkendara di sini harus lebih berhati-hati karena di salah satu tepinya tak dilengkapi pagar pembatas sementara di bawahnya adalah lembah dan jurang.
Tak tampak ada lampu jalan satu pun di sepanjang perjalanan naik ke puncaknya.
Jalan menuju puncaknya kecil dan beraspal, namun masih cukup untuk sebuah sepeda motor dan mobil berpapasan.
Akses menuju puncaknya setelah melalui kolam pemandian Belanda, Anda harus berkendara lagi selama beberapa menit ke atas.
Di dekat kolam Belanda ini ada beberapa buah warung yang menjual minuman dan makanan ringan dengan harga murah sekitar ribuan rupiah saja.
Beberapa menit berkendara, ada area parkir kecil dan sebuah jalan setapak bersemen yang menanjak di dekatnya.
Bayar parkirnya Rp 3 ribu.
Jika ingin ke puncaknya, masuk saja ke jalan setapak tersebut dan berjalan naik sekitar 15 menit.
Fotografer memotret alam sekitar dari puncak Taman Hutam Rakyat Sultan di Kabupaten Banjar (BANJARMASIN POST/ YAYU FATHILAL)
Tanjakannya tak terlalu curam, apalagi jalannya mulus sehingga memudahkan pelancong.
“Di atas sana ada stasiun pemancar radio. Di sekelilingnya ada pondok-pondok kecil buat wisatawan mengaso,” ucap penjaga parkirnya.
Selama perjalanan menanjak, di sekitarnya dipenuhi semak belukar dan pepohonan.
Tampak di salah satu sisinya pemandangan perbukitan di bawahnya.
Di bagian puncaknya, pemandangan indah itu kian tampak jelas.
Hamparan perbukitan yang hijau menyegarkan mata, seluas mata memandang.
Apalagi jika cuaca cerah, panorama indah itu kian sedap dinikmati, terbentang luas di bawah arak-arakan awan dan langit biru.
Jika ingin kemari, sebaiknya di saat cuaca cerah.
Sebab, puncaknya ini rawan petir.
Jika cuaca sedang tak bersahabat atau ada kebakaran hutan di musim kemarau, biasanya pengunjung tidak dibolehkan ke puncaknya.
Pelancong hanya dibolehkan naik hingga kolam Belanda di bawahnya.
"Kalau cuaca atau musim sedang tak bersahabat paling tinggi cuma sampai Kolam Belanda ini, naik ke atasnya lagi jalannya ditutup petugas," terang warga setempat, Susilawati.
Menurutnya, tempat ini banyak dikunjungi saat hari libur dan akhir pekan.
“Biasanya anak-anak muda yang kemari. Ada yang gowes, ada yang berkemah, ada juga yang sekadar jalan-jalan,” lanjutnya.
Di puncaknya, banyak anak muda nongkrong sembari bercengkrama dengan teman-teman mereka menikmati pemandangan.
Seorang pengunjung, Rahman, pergi ke sana bersama beberapa orang temannya untuk menghabiskan waktu di hari libur.
“Menanjaknya lumayan sih bikin ngos-ngosan. Tapi pemandangannya asyik banget, bisa melihat hamparan perbukitan dan danau di sekitar Tahura,” akunya.
Pengunjung lainnya, Puput, tampak asyik berfoto-foto di puncaknya.
Pemandangannya yang tampak indah dan permai memang sayang untuk dilewatkan dan tidak diabadikan dalam sebingkai foto.
Kondisi kebersihannya lumayan bersih, walaupun ada juga di beberapa titiknya yang tampak ditumpuki sampah namun tak banyak.
Menuju ke Tahura Sultan Adam, tak ada kendaraan umum.
Pengunjung biasanya memakai kendaraan pribadi.
Akses jalannya mudah dan mulus.
Jika dari Banjarmasin, jaraknya 50 kilometer.
Anda harus berkendara lurus saja melewati Jalan Ahmad Yani ke kilometer 35, tepat ke tugu perempatan batas Kota Banjarbaru dan Martapura.
Dari sini, ambil jalan lurus saja hingga bertemu jalan mentok dan pertigaan, ambil arah ke kanan.
Dari sini, terus saja sekitar satu kilometer berkendara, ada jembatan kecil, turun dari situ, tak lama di sebelah kanan ada gerbang masuk ke Tahura Sultan Adam.
Jaraknya dari tugu tadi sekitar 15 kilometer.
Di sekitarnya ramai perkampungan warga.
Masuk saja di sini hingga sekitar satu kilometer, ada gerbang kedua dan pos penjagaan retribusi.
Dari sini, Anda sudah memasuki kawasan Tahura Sultan Adam. (Yayu Fathilal)