Ribuan Orang Mendaki Kawah Ijen di Banyuwangi Untuk Menyaksikan Blue Fire di Malam Hari
Ribuan orang mendaki kawah Ijen di Banyuwangi, ternyata berburu pemandangan eskotik blue fire seperti ini. Cuma di malam hari.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah tempat wisata di jawa Timur dipadati pengunjung saat liburan, salah satunya adalah kawah Gunung Ijen di Banyuwangi.
Tempat wisata favorit salah satunya adalah, Kawah Gunung Ijen, dengan fenomena alamnya yang disebut Blue Fire ini dikunjungi sekitar 3500 - 4000 pengunjung saat liburan long weekend kemarin.
Camat Licin, Banyuwangi, Muhammad Lutfi mengatakan pada puncak kunjungan ke Gunung Ijen diprediksi jumlah wisatawan mencapai kisaran 3.500-4.000 orang.
Padahal di hari biasa, jumlah wisatawan sekitar seribu orang.
Eksotiknya semburan kawah Ijen di Banyuwangi (SURYA/ HAORAHMAN)
“Ini pararel dengan okupansi hotel yang penuh di Banyuwangi. Demikian pula homestay di kawasan kota dan daerah kecamatan sekitar Gunung Ijen juga penuh semua,” katanya
Sejak Kamis ribuan wisatawan memadati kawasan Paltuding yang merupakan titik awal pendakian gunung yang memiliki ketinggian 2.443 mdpl tersebut.
Paltuding yang merupakan kaki Gunung Ijen berada di wilayah Kecamatan Licin, Banyuwangi.
Mereka antri sejak pukul 01.00 dini hari demi blue fire. Gunung Ijen terkenal dengan blue fire yang hanya bisa dilihat saat malam hari. Fenomena alam ini hanya ada dua di dunia, selain di Islandia.
Biasanya pengunjung akan memulai pendakian sekitar pukul 01.00 WIB untuk bisa menyaksikan nyala biru yang muncul di dasar dinding kawah.
Membludaknya kunjungan ini telah diantisipasi agar tidak mengganggu fungsi konservasi. Pihak BKSDA sebagai pengelola hanya membuka satu loket.
Para pendaki sedang berjalan menyusuri rute menuju Kawah Gunung Ijen di Banyuwangi (SURYA/ HAORAHMAN)
“Antrian memang panjang karena ribuan orang ingin mendaki BKSDA membuka satu loket. Ini salah satu cara untuk mengatur kepadatan di puncak Ijen. Gunung Ijen kan kawasan konservasi, jadi memang harus diatur kepadatannya,” ujar Lutfi.
Menurutnya Ijen akan dikembangkan dalam satu kesatuan ekosistem di mana kelestarian alam menjadi tumpuan utamanya, dan pariwisata menjadi pengembangannya.
Bahkan banyak pengunjung yang memilih untuk menunda ke blue fire, karena padatnya pengunjung. (ook)