Warung di Jogja Ini Ramainya Minta Ampun, Padahal Cuma Jualan Mi Instan, Rupanya Ini Penyebabnya
Warung di Jogja ini ramainya minta ampun, padahal cuma jualan mie instan. Rupanya ini penyebabnya.
Editor: Agung Budi Santoso
"Setelah Bude meninggal warung sempat tutup tiga bulan karena tidak ada yang meneruskan," kata perempuan yang akrab disapa Ana tersebut.
Sajian mie instan nyemek Bu Siti di Jogja (TRIBUN JOGJA/ HAMIM THOHARI)
Atas permintaan dan dorongan para pelanggan untuk membuka kembali warung mi ini, akhirnya Siti Artini meneruskan usaha sang kakak.
Penambahan beragam bumbu seperti bawang putih, cabai rawit, kecap, dan tambahan sayur berupa sawi menjadikan rasa mi instan semakin nendang.
Pengunjung bisa memilih jenis mi yang digunakan baik mi kuah ataupun mi goreng dengan beragam rasa yang tersedia.
Sedang untuk mi nyemek, yang menjadi salah satu andalan warung ini berupa mi instan yang dimasak beragam bumbu tersebut dengan kuah yang tidak terlalu banyak (nyemek).
Rasa gurih, pedas, dan sedikit manis akan anda rasakan saat mencicipinya. Tambahan telur bebek ataupun telur ayam, semakin memperkaya rasa mi racikan Bu Siti.
Yang juga membuat rasa dari hidangan ini adalah cara masaknya yang masih menggunakan arang, sehingga menghasilkan rasa yang khas. Selain mi nyemek ada juga pilihan mi rebus dan mi kering.
"Karena ada tambahan beragam bumbu di mi instan yang kami sajikan, banyak juga yang menyebut warung ini dengan warung mi custom," jelas Ana. Setiap harinya Mie Nyemek Bu Siti ini buka dari jam 19.30 hingga 03.00 dinihari.
Untuk memenuhi permintaan para pembeli dalam sehari warung ini mampu menghabiskan 4 kardus mi instan (setiap kardusnya berisi 40 bungkus).
Untuk masalah harga, anda tidak usaha khawatir, karena setiap porsinya dapat anda nikmati dari harga Rp.6 ribu hingga Rp.14 ribu.(*)