Sedang Galau? Makanlah Hintalu, Telur Bebek yang Dimasak Khas Banjar Sekaligus Dibumbui Doa
Hintalu, telur bebek yang dimasak khas Banjar sekaligus didoakan agar si pemakannya hilang stres dan galaunya.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, MARTAPURA- Hintalu penerang hati ini banyak ditemui di Kalimantan Selatan.
Hintalu adalah kata Bahasa Banjar yang berarti telur.
Di masyarakat suku Banjar, fungsinya tak sekadar sebagai telur yang bisa dimakan, namun sebagai media pengobatan, khususnya masalah hati dan pikiran.
Makanya dinamakan Hintalu Penerang Hati atau telur penerang hati.
Telur yang digunakan adalah telur bebek yang direbus lantas cangkangnya diwarnai dengan kesumba, namun ada juga yang tak diwarnai.
Di bagian luar kulit telurnya ditulisi gambar-gambar tertentu untuk menandai bahwa itu adalah Hintalu Penerang Hati.
Telur ini banyak ditemui di sekitar makam Syekh Muhammad Arsyad Albanjari atau Datuk Pelampayan di Desa Pelampayan Tengah, Kecamatan Astambul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Sebijinya dijual Rp 4.000.
Pembuatnya adalah warga desa setempat.
“Biasanya mereka membuatnya malam, direbus dulu, lalu pagi-paginya diantar kemari untuk dijual,” terang seorang penjualnya, M Syarkawi.
Telur ini tak sekadar direbus, namun didoakan juga saat memasaknya.
“Doanya tergantung si pembuatnya, dia maunya mendoakan apa untuk pemakannya,” ujarnya.
Lantas oleh penjualnya telur-telur itu didoakan lagi jika ada yang hendak membelinya.
Biasanya doanya berupa doa penerang hati.
“Supaya yang memakan hatinya tenang, terang. Kalau untuk anak kecil biasanya supaya otaknya lancar, pintar sekolahnya,” lanjutnya.
Hintalu, telur bebek Banjar yang sedang diberi doa. (BANJARMASIN POST/ YAYU FATHILAL)
Telur ini tak hanya dijual, namun biasanya juga dipakai sebagai dekorasi di payung kembang saat prosesi khataman Alquran.
Telur tersebut memang sudah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan.
Seorang pembelinya Murnita yang membelinya untuk kesehatan badannya.
Dia menderita tekanan darah tinggi.
“Sebelum memakannya, berdoa agar penyakit saya sembuh. Siapa tahu dengan media Hintalu Penerang Hati ini jadi sembuh,” ucapnya.
Pembeli lainnya adalah sepasang suami istri yaitu Jumri dan Masriyah.
Mereka membeli dua biji telur tersebut untuk anak mereka yang masih balita.
“Supaya anak kami ini pintar, sehat, saleh nantinya kalau sudah besar,” ucap Jumri. (Yayu Fathilal)