Menyusuri Jejak Laksamana Cheng Ho di Selatan Pulau Bangka
Suasana Pelabuhan Sungaiselan Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah, pagi itu berubah drastis.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA--Suasana Pelabuhan Sungaiselan Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah, Sabtu (21/5) pagi berubah drastis.
Pelabuhan yang biasanya ramai dengan aktifitas bongkar muat barang itu, mendadak semarak dengan kedatangan puluhan peserta Ekspedisi Napak Tilas Laksamana Cheng Ho.
Ada sejumlah tokoh mantan anggota presidium pembentukan Provinsi Babel, pengusaha, tokoh masyarakat seperti mantan Bupati Bangka Yusroni Yazid dan mantan Bupati Belitung Darmansyah Husein.
Peserta Napak Tilas. (Bangka Pos/Iwan S)
Kehadiran perwira tinggi Polri yang kini aktif di BNN Irjen M Rum Mulkal dan Dansat Brimobda Babel serta seorang Doktor dan seorang profesor dalam rombongan menambah semarak suasana.
Kedatangan rombongan ini dalam rangka mengikuti Ekspedisi Napak Tilas Laksamana Cheng Ho di selatan Pulau Bangka.
Rombongan dengan menggunakan tiga buah kapal motor berlayar menyusuri alur sungai Sungaiselan menuju muara sungai di Selat Bangka.
Kemudian rombongan menyisiri muara masuk ke sungai Bangka Kota yang berada di wilayah kecamatan Simpangrimba Kabupaten Bangka Selatan.
Lokasi ini diduga kuat tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho selama 7 kali perjalanan tokoh legendaris ini ke nusantara melewati Selat Bangka.
Selama perjalanan menyusuri alur sungai Sungaiselan menuju muara sungai, ada sensasi menyenangkan sekaligus menegangkan dialami peserta napak tilas.
Soalnya sungai Sungaiselan dan sungai Bangka Kota sejak lama dikenal sebagai gudangnya buaya muara.
"Hati-hati, kaki jangan dijulurkan," pesan ketua HNSI Babel Johan Murod mewanti-wanti peserta napak tilas.
Namun, masih alaminya pepohonan bakau berukuran raksasa, pohon nipah dan vegetasi khas sungai disepanjang kiri kanan alur sungai menjadi penyejuk pandangan mata selama perjalanan.
Kelompok moyet dan lutung yang sedang mencari makan di pinggir sungai menjadi sensasi tersendiri bagi peserta napak tilas.
Sayangnya, sang buaya muara yang banyak mendiami sungai dan muara sungai tak satupun terlihat selama perjalanan.
"Kalau buaya memang banyak di sini, sering ketemu kalau menyusuri sungai ini," ungkap Andi warga Sungaiselan yang memandu perjalanan.
Sayangnya rencana menyusuri alur sungai Bangka Kota tak bisa dilakukan lantaran dangkalnya muara sungai.
Bahkan dua kapal motor sempat kandas selama sekitar satu jam ketika hendak masuk ke muara sungai Bangka Kota.
Akhinya rute dialihkan ke dermaga Permis yang letaknya bersebelahan dengan Bangka Kota.
Dari sini rombongan selanjutnya menempuh jalan darat menuju kota Toboali untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan Mesjid Laksamana Cheng Ho di Toboali.
Pimpinan rombongan Napak Tilas Emron Pangkapi mengungkapkan dalam buku sejarah Cheng Ho pernah menguasai selat Malaka dan berpangkalan di Palembang.
Beliau dalam perjalanannya melintasi Selat Bangka selalu mampir di pulau Bangka bagian selatan dan mengambil air.
"Kalau berdasarkan cerita mulut kemulut beliau lama di Toboali dan disebutkan beliau juga ke Belitung. Alangkah naif kalau kita tidak menapaktilasinya. Ini momentum kita untuk memperkenalkan titik-titik perjalanan Cheng Ho," jelas petinggi PPP yang juga merupakan ketua DPRD Babel pertama ini.
Menurut Emron berdasarkan catatan sejarah masa lampau, kota-kota yang ramai di Pulau Bangka dulunya adalah sungai-sungai yang berhadapan langsung dengan Selat Bangka seperti Bangka Kota dan Sungaiselan dan Kota Kapur.
"Mungkin bagi kita Bangka Kota sekarang adalah sebuah kampung. Tapi di masa lalu orang tahunya kota di Bangka itu Bangka Kota," jelasnya.