Kawasan Lava Bantal, Calon Destinasi Wisata Unggulan Yogya di Masa Depan
Kawasan lava bantal sebagai bagian dari geopark nasional sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, mendorong pengembangan kawasan wisata lava bantal di Kecamatan Berbah, Sleman.
Sehingga, diharapkan situs geo heritage itu ke depan bisa menjadi destinasi wisata andalan.
Lava Bantal Berbah. (Tribun Jogja/Hamim)
Sultan mengatakan, kawasan lava bantal sebagai bagian dari geopark nasional sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.
Terutama dengan penambahan fasilitas sarana dan prasarana yang lebih memadai dalam menampung wisatawan.
Misalnya dengan warga membuat rumah masing-masing sebagai homestay bagi pengunjung.
Pemerintah DIY dalam hal ini juga telah memberikan bantuan pembangunan joglo di sisi timur area utama lava bantal.
"Ke depan, pengembangan masih bisa dilakukan. Dengan adanya homestay di kaasan ini, kunjungan tamu bisa lebih lama dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga sekitar," kata Sultan saat meresmikan joglo dan meninjau lava bantal, Senin (30/5/2016).
Pemerintah DIY disebutnya juga berupaya membangun infrastruktur jalan penghubung kawasan lava bantal dengan kawasan geoheritage lain yang ada di Gunungkidul, yakni gunung api purba Nglanggeran.
Pembebasan lahan akan dilakukan 2017 nanti untuk petak jalur Prambanan menuju Patuk.
"Harapannya, wisatawan dari lava bantal ini bisa langsung ke Nglanggeran maupun sebaliknya tanpa harus melalui area kota. Cukup naik melalui Patuk. Mobilitas wisatawan jadi lebih mudah dan bisa tinggal lebih lama di Yogyakarta," kata dia.
Namun begitu, ia mewanti-wanti agar warga setempat juga turut menjaga pengelolaan berkelanjutan dari geo heritage tersebut.
Terutama dalam mengantisipasi aksi vandalisme.
Jangan sampai ada pegunjung yang merusak lava bantal dengan mencungkil lava maupun mencorat-coretnya.
Pasalnya, lava bantal merupakan pijaran lava yang sudah jutaan tahun mengendap di sekitar kali.
Ada nilai sejarah geologis yang sangat bernilai dari situs tersebut.
"Masyarakat harus bisa menjaga, jangan sampai kehadiran wisatawan justru merusak lava bantal yang ada di sini," tegas Sultan.
Sementara itu, Plt Sekretaris Daerah Sleman, Iswoyo Hadiwarno menuturkan, pemerintah berharap objek wisata ini mampu menjadi unggulan destinasi wisata Sleman ke depannya.
Sehingga, keberadaannya bisa memberi nilai tambah bagi pemasukan masyarakat.
Setelah diresmikan, pihaknya berharap masyarakat melakukan pengembangan terhadap objek wisata ini.
Di antaranya melalui festival seni, pemberdayaan, dan pembinaan masyarakat.(*)