Celana Sarung Buatan Aceh, Gaul untuk Anak Muda
Menyambut bulan suci Ramadhan dan lebaran, brand kain sarung lokal ‘ija kroeng’ merilis edisi khusus.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati
TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Menyambut bulan suci Ramadhan dan lebaran, brand kain sarung lokal ‘ija kroeng’ merilis edisi khusus.
Mengangkat tema budaya, kali ini menghadirkan seri ‘siluweu ija kroeng’ atau celana sarung.
Sejak dilempar ke pasar pada awal Ramadhan, model pakaian yang dipopulerkan oleh ustad kondang yang juga mantan artis, almarhum Jefry AlBuchori atau yang akrab disapa Uje ini langsung mencuri perhatian.
Namun sang pemilik, Khairul Fajri tetap memberi sentuhan etnik sebagai ciri khas karyanya.
Celana sarung berbahan dasar hitam dan putih itu mendapat sentuhan etnik warna warni berupa motif gayo di pinggirannya.
Membuat tampilan lebih gaya dan stunning dalam sekejap.
Mau dipakai saat silaturahami hari raya atau hari-hari biasa? Bisa.
Apalagi kalau bukan karena bahannya yang nyaman dan modelnya yang kekinian.
Khairul memaparkan dari belakang bawahan tersebut sepintas terlihat seperti celana, namun jika tampak depan terlihat seperti sarung.
“Tidak hanya sebatas pakaian ibadah dan rumahan, tapi juga merupakan pakaian formal yang modis, tidak hanya untuk orangtua tapi juga pakaian gaul anak muda. Costumer kami tidak hanya di Aceh, tapi juga dari Jakarta, Bandung, sampai Samarinda,” ujar Khairul yang memproduksi karyanya secara home made.
Produksinya di kawasan Seutui, Banda Aceh.
Untuk varian baru ini tersedia pilihan warna hitam dan merah tua yang dibanderol Rp 240 ribu per lembar.
Kain sarung merupakan salah satu pakaian nusantara.
Di tangan Khairul, produk kriya Indonesia itu disulap dengan citarasa etnik dengan potongannya yang kekinian.
Pilihan tepat bagi anda yang berjiwa muda.
Kini bersarung tak lagi menjadi milik orangtua.